• Beranda
  • Berita
  • Yohana dorong pelatihan hidup mandiri korban gempa

Yohana dorong pelatihan hidup mandiri korban gempa

11 Agustus 2018 22:42 WIB
Yohana dorong pelatihan hidup mandiri korban gempa
Foto aerial tempat pengungsian di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8/2018). Sejumlah pengungsi di tempat pengungsian di Lombok Utara belum terjamah bantuan khususnya mereka yang mengungsi di area perbukitan. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Kami mau memberikan pelatihan-pelatihan kepada ibu-ibu, apa saja sesuai minat ibu-ibu, harus ada penilaian dulu, mereka inginnya apa dan kami akan lakukan itu,

Manado, (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mendorong pelatihan-pelatihan untuk membekali para perempuan terutama ibu-ibu yang menjadi korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, agar dapat hidup mandiri bisa membantu ekonomi keluarga.

"Kami mau memberikan pelatihan-pelatihan kepada ibu-ibu, apa saja sesuai minat ibu-ibu, harus ada penilaian dulu, mereka inginnya apa dan kami akan lakukan itu," ujar Yohana di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu.

Yohana menuturkan pelatihan itu dapat misalnya untuk mengajarkan mereka membuka usaha seperti bisnis kuliner.

"Jadi tetap mereka aktif untuk bisa diberdayakan sehingga meningkatkan ekonomi kelaurga. Jadi tetap anak-anak diperhatikan, perempuan-perempuan ini harus mandiri, independen, itu memang tugas kami terutama perempuan yang adalah korban termasuk menghadapi bencana seperti ini," ujarnya.

Peningkatan kapasitas para perempuan terutama kaum ibu akan menjadi hal penting dalam pemulihan pasca bencana karena ibu turut berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan merawat anak-anak.

"Kami sangat yakin bahwa dengan adanya pemberdayaan perempuan artinya perempuan diberdayakan maka pasti keluarganya itu lebih diperhatikan lagi, terutama dampaknya lari ke anak-anak ini karena anak-anak pasti lebih dekat ke mama atau ibunya," tuturnya.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan hingga Sabtu (11/8) siang tercatat 387 orang meninggal dunia dengan sebaran 334 orang di Kabupaten Lombok Utara, 30 orang di Lombok Barat, 10 orang di Lombok Timur, sembilan orang di Kota Mataram, dua orang di Lombok Tengah, dan dua orang di Kota Denpasar.

BNPB memperkirakan jumlah korban meninggal akan terus bertambah karena masih ada korban yang diduga tertimbun longsor dan bangunan roboh, dan adanya korban meninggal yang belum didata dan dilaporkan ke posko.

Sementara itu, dia mengatakan sebanyak 13.688 orang luka-luka. Pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik, yakni 198.846 orang di Kabupaten Lombok Utara, 20.343 orang di Kota Mataram, 91.372 orang di Lombok Barat, dan 76.506 orang di Lombok Timur.*

Baca juga: Penimbun bahan pangan di NTB diancam tindakan tegas

Baca juga: Pemulihan psikologi korban gempa Lombok

Baca juga: PMI kirim komedian ke Lombok


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018