• Beranda
  • Berita
  • Delapan jenazah kecelakaan pesawat tiba di Jayapura

Delapan jenazah kecelakaan pesawat tiba di Jayapura

13 Agustus 2018 16:02 WIB
Delapan jenazah kecelakaan pesawat tiba di Jayapura
Petugas TNI dan Polri berada di dekat pesawat milik Dimonim Air jenis phylatus dengan kode penerbangan PK-HVQ yang jatuh di Gunung Menuk. Pegunungan Bintang, Oksibil, Papua, Minggu (12/8/2018). Pesawat yang hilang kontak pada Sabtu (11/8) tersebut jatuh di pegunungan dengan jumlah korban tewas sebanyak delapan orang, sedangkan satu penumpang selamat. (ANTARA FOTO/Humas Polda Papua)
Jayapura (ANTARA News) - Delapan jenazah korban pesawat kecelakaan Dimonim Air di Gunung Manuk, Kabupaten Pegunungan Bintang tiba di Jayapura dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua, guna di identifikasi.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, Senin, delapan jenazah itu tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, sekitar pukul 11.30 WIT lalu langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura sekitar pukul 12.30 WIT untuk diidentifikasi.

Delapan korban kecelakaan pesawat itu termasuk pilot dan kopilot pesawat serta enam penumpang lainnya.

Kabid Dokes Polda Papua Kombes Pol dr Ramon mengemukakan acuan pihaknya untuk jenazah ini terindifikasi, yakni data primer.

"Acuan primer itu cukup satu, misalnya, gigi cukup, sidik jari cukup atau DNA, salah satu dari itu positif itu sudah teridintifikasi," ujarnya.

Sedangkan data-data itu seperti properti, data lain misalkan, bekas operasi.

Selanjutnya ditambah data sekunder, yakni fotografinya, tinggi badan, jika tingginya sudah diperkirakan itu sudah satu bukti.

"Mungkin ada tanda apa lagi, misalnya, ada tahi lalat dibadan, nah itu mempercepat," tuturnya.

Pihaknya akan berupaya agar cepat selesai dan tidak ingin berlama-lama.

"Kami juga tidak ingin berlama-lama, kalau memang idealnya besok selesai. Kalau sidik jarinya tidak ada, mungkin bajunya, atau keluarganya datang memberikan keterangan kalau ada operasinya ya oke," ucapnya.

Hal serupa juga disampaikan Karungkit RS Bhayangkara AKBP dr Heri Budiono. Menurut Heri, ada dua data besar dalam indentifikasi jenazah yakni data primer dan data sekunder.

Data primer menyangkut sidik jari kemudian gigi dan DNA. Kemudian data sekunder yaitu properti semisal perhiasan yang dipakai, baju, riwayat medis, misalkan, ada luka di mana sesuai keterangan dari keluarga.

Selanjutnya, antemortem/proses identifikasi korban bencana seperti mewawancari keluarga korban.

"Jadi sebenarnya jenazahnya itu dibawa ke RS Bhayangkara untuk di indentifikasi, jadi, misalnya, jenazah A cocok dengan nama A, jenazah B cocok dengan nama B," katanya.

Kemudian rekonsiliasi, yaitu mencocokan data dan penyerahan pada keluarga.

Pesawat pilatus dengan nomor penerbangan PK-HVQ milik Dimonim Air jatuh di Gunung Manuk, setelah dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (11/8) dalam penerbangan dari Tanah Merah menuju Oksibil.

Baca juga: Pesawat milik Dimonim hilang kontak saat ke Oksibil, Papua
Baca juga: Korban selamat dalam kecelakaan pesawat Dimonim belum bisa bercerita
Baca juga: Jasa Raharja beri kepastian santunan korban kecelakaan pesawat Dimonim Air

 

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018