• Beranda
  • Berita
  • Sayang kopi Wamena belum digarap maksimal, meski sudah dikenal

Sayang kopi Wamena belum digarap maksimal, meski sudah dikenal

14 Agustus 2018 06:39 WIB
Sayang kopi Wamena belum digarap maksimal, meski sudah dikenal
Petani memetik buah kopi Arabika di kampung Wouma, Wamena, Papua Kopi Wamena yang setara dengan kopi Jamaica ini juga telah dipakai oleh perusahaan kopi internasional (ANTARA FOTO /OKA BARTA)

"Kami membicarakan kegiatan untuk meningkatkan ekonomi kopi..."

Wamena (ANTARA News) - Kopi khas Wamena, Kabupaten Jaja wijaya, Papua, belum digarap maksimal, meskipun nama dan cita rasa kopi tersebut sudah dikenal publik. 

Melihat potensi kopi Wamena, Ketua Dewan Kopi Indonesia Anton Apriantono di Wamena, Papua, Senin, mengatakan segera bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk meningkatkan produksi kopi yang memiliki cita rasa khas tersebut.

Apalagi  permintaan kopi Wamena cukup tinggi, meskipun belum dalam skala besar.

"Kami membicarakan kegiatan untuk meningkatkan ekonomi kopi, terutama bagaimana kami bisa membenahi hulunya tentang kopi Wamena yang sudah sangat terkenal ini," katanya.

Anton mengatakan belum ada kesimpulan yang dihasilkan dari pertemuan pertama, namun akan dilakukan pertemuan lanjutan yang melibatkan berbagai pihak terkait untuk membicarakan manfaat yang diterima masyarakat dari pengembangan kopi.

"Memang belum ada kesimpulan, karena akan ada pertemuan selanjutnya untuk melihat modelnya seperti apa, dan siapa mengerjakan apa," katanya.

Sekretaris Daerah Jayawijaya Yohanis Walilo mengatakan pengembangan kopi Jayawijaya juga menjadi perhatian pemerintah pusat.

"Mereka (pemerintah pusat) biasanya lebih banyak dari pelatihan atau pemberian bantuan alat kerja untuk pengembangan kopi itu sendiri, atau pembinaan ke petani-petani kopi yang ada," katanya.

Yohanis mengatakan petani kopi masih membutuhkan peralatan dan fasilitas untuk pengembangan kopi, dan hingga kini hanya 300-400 hekatre dari total 1.000 hektare lahan kopi aktif.

"Yang sekarang produktif hanya 300-400 hektare, selebihnya tidak digarap baik," katanya.

Baca juga: Tantangan berbisnis kedai kopi di Indonesia
Baca juga: Pemerintah dorong pengembangan kopi nasional agar bersaing

 

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018