Pekanbaru (ANTARA News) - Kebakaran hutan dan lahan di daerah pesisir Provinsi Riau masih terus membara sejak terdeteksi pada awal pekan ini.Kabupaten Rokan Hilir ada 97 titik, Bengkalis satu, dan Dumai dua titik,
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan hasil pencitraan satelit Terra & Aqua pada Rabu pagi menunjukkan ada 103 titik panas di Riau. Data tersebut terakhir diperbarui pukul 06.00 WIB.
Titik panas (hotspot) merupakan indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Dari 103 hotspot tersebut, mayoritas berada di daerah pesisir utara Riau.
"Kabupaten Rokan Hilir ada 97 titik, Bengkalis satu, dan Dumai dua titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno, terkait titik panas di area pesisir Riau.
Baca juga: Kebakaran lahan baru bermunculan di Pekanbaru
Baca juga: BMKG deteksi 103 titik panas di Riau
Kemudian titik api lainnya juga terdapat di Riau bagian tengah seperti Kabupaten Siak, Kampar, dan Pelalawan yang masing-masing ada satu titik.
Berdasarkan tingkat keakuratan (level of confidence) di atas 70 persen, ada 87 titik yang bisa dikategorikan benar terjadi kebakaran atau titik api. Lokasi paling banyak masih di Rokan Hilir dengan 85 titik, kemudian Bengkalis dan Dumai masing-masing satu titik.
Kebakaran berpotensi terus meluas karena curah hujan tergolong rendah. BMKG menyatakan daerah pesisir Riau hanya ada peluang hujan ringan pada dini hari di Rokan Hilir. Sementara itu, suhu udara maksimum pada siang hari mencapai 35 derajat Celcius.
Hingga kini Satgas Karhutla Riau terus melakukan upaya pemadaman dari darat dan udara menggunakan empat helikopter yang kini bersiaga di Riau.
Namun, cuaca kering dan hembusan angin menyulitkan proses pemadaman terutama di lahan gambut. Posisi Riau yang berbatasan dengan negara tetangga di bagian utara berpotensi mengirimkan asap apabila Karhutla tidak segera ditanggulangi dan hembusan angin menuju Malaysia dan Singapura.
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018