BNPB: 1.061 titik panas terpantau di Kalbar

16 Agustus 2018 12:17 WIB
BNPB:  1.061 titik panas terpantau  di Kalbar
Lahan terbakar terlihat saat dilakukan pantauan udara melalui Heli Bell 412 milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (25/8/2016). (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Pontianak (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, telah terpantau sebanyak 1.061 hotspot (titik panas) yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Kalbar, Kamis.

"Sebanyak 1.061 titik panas tersebut, terpantau oleh satelit Modis, yang terdiri dari kategori sedang 592 titik panas, dan tinggi 469 titik panas, yang terpantau mulai pukul 07.00 WIB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Pontianak.

Ia menjelaskan, asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat, sehingga harus segera dipadamkan.

Titik panas ini merupakan hasil pantauan selama 24 jam melalui satelit Aqua, Terra, SNNP pada katalog Modis LAPAN.

 Menurut dia, BNPB sudah mengerahkan sebanyak empat helikopter untuk mendukung pengendalian Karhutla di Kalbar, tiga helikopter di antaranya jenis Bell untuk melakukan water bombing.

 "Kemudian satu helikopter jenis Bolco untuk melakukan water bombing dan patroli. Rencana BNPB akan menambahkan dua helikopter lagi untuk pengendalian karhutla di Kalbar," katanya.

 Meski, upaya pemadaman terus dilakukan, namun di lapangan yang terbakar lebih banyak jumlahnya. "Sehingga harus terus ditingkatkan patroli dan pencegahan karhutla," katanya.

 Dari pantauan di lapangan, kabut asap di Kota Pontianak dan sekitarnya semakin tebal, sehingga udara semakin terasa panas dan mata warga juga perih. Hal tersebut khususnya dialami  pengendara kendaraan roda dua.

 Baca juga: Titik panas baru bermunculan di Bengkalis Riau
Baca juga: 22 titik panas terdeteksi di Jambi
Baca juga: 10 titik panas terdeteksi di Aceh

 

Pewarta: Andilala
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018