Makna peringatan 17 Agustus bagi Novel Baswedan

17 Agustus 2018 09:34 WIB
Makna peringatan 17 Agustus bagi Novel Baswedan
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan melambaikan tangan saat menghadiri acara penyambutan dirinya kembali aktif bekerja di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). (ANTARA /Dhemas Reviyanto)
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyatakan peringatan 17 Agustus menjadi bahan introspeksi untuk berbuat lebih baik lagi demi kepentingan bangsa dan negara.

"Peringatan 17 Agustus tentunya menjadi bahan introspeksi untuk diri kita seberapa banyak kita sudah bisa berbuat untuk kepentinan bangsa dan negara dan kenapa kita perlu introspeksi. Kita berharap ke depan kita bisa berbuat lebih baik lagi dan lebih banyak lagi," kata Novel usai mengikuti upacara peringatan 17 Agustus di gedung KPK, Jakarta, Jumat.

Oleh karena itu, lanjut Novel, peringatan 17 Agustus itu tidak hanya sekedar euforia.

"Bukan hal itu yang menjadi atensi pentingnya tetapi bagaimana kita bisa memahami kita bisa melihat potensi kita dari bisa berbuat sebaik mungkin sebanyak mungkin untuk kepentingan bangsa dan negara," ucap Novel.

Sementara itu terkait pelaku penyerangan terhadap dirinya yang belum terungkap sampai saat ini, Novel pun menyatakan prihatin.

"Itu dalam banyak kesempatan saya menyampaikan bahwa saya sangat prihatan kenapa kok seperti ini tidak diungkap dan tentunya saya berharap tidak sekedar itu saja, serangan kepada orang-orang KPK bukan cuma saya yang lain-lain juga ada, ada beberapa dan bahkan tidak diungkap juga," tuturnya.

Ia pun meminta agar pimpinan KPK mau membuka fakta-fakta yang terkait dengan penyerangan terhadap dirinya tersebut.

"Saya tetap meminta agar pimpinan KPK mau membuka fakta-fakta itu semua agar itu bisa menjadi perlindungan terbaik bagi pegawai KPK atau juga bagi orang-orang yang berjuang dengan pemberantasan korupsi agar penyerangan-penyerangan itu tidak lagi terjadi di kemudian hari," ungkap Novel.

Sebelumnya, Novel telah kembali bekerja pada Jumat (27/7), setelah menjalani serangkaian perawatan di dalam dan luar negeri karena matanya rusak akibat siraman air keras dari dua pengendara sepeda motor pada 11 April 2017.

Novel sudah kembali ke Indonesia pada 22 Februari 2018 dari Singapura, tempat dia menjalani pengobatan selama lebih dari 10 bulan karena kedua matanya rusak setelah dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 menyiramkan air keras ke wajahnya ketia dia berjalan pulang seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Baca juga: KPK harapkan penyerang Novel segera diungkap

Baca juga: Ada sayembara sepeda bagi pengungkap kasus Novel, ini tanggapan Polri

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018