Anak mantan teroris kibarkan merah putih

17 Agustus 2018 13:32 WIB
Anak mantan teroris kibarkan merah putih
Arsip - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius (tengah) dan pendiri Pesantren Al Hidayah yang merupakan mantan terpidana kasus terorisme Khairul Ghazali (kiri), mendampingi Wakil Presiden Bundeskriminalamt (BKA) Jerman Michael Kretschmer (kanan), menyalami santri yang merupakan anak mantan teroris saat melakukan kunjungan, di Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (11/7/2018). Kunjungan ke pesantren yang didirikan mantan terpidana terorisme tersebut merupakan studi banding pihak polisi kriminal federal BKA Jerman untuk melihat langkah BNPT dalam upaya pendekatan dan pencegahan terorisme. (ANTARA/Irsan Mulyadi)

Itu membuktikan potensi mereka sangat tinggi. Kami titip supaya mereka dibina terus agar menjadi generasi yang berguna,

Medan,  (ANTARA News) - Sejumlah anak dari mantan anggota jaringan teroris menjadi tim pengibar bendera Merah Putih dalam peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat.

Anak-anak mantan anggota teroris itu menjadi pengibar bendera dalam upacara yang digelar di Pondok Pesantren Alhidayah di kawasan Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang.

Pondok pesantren yang berlokasi sekitar 30 kilometer dari Kota Medan itu binaan Khairul Gazali yang merupakan mantan narapidana kasus terorisme.

Peringatan HUT Kemerdekaan RI itu juga disaksikan Wak Geng, mantan anggota jaringan teroris yang pernah terlibat dalam perampokan CIMB Niaga di Medan.

Selain pengibar bendera, santri-santri Pondok Pesantren Alhidayah dipercaya menjadi komandan upacara serta pembaca teks Pancasila, dan Proklamasi Kemerdekaan RI.

Usai upacara pengibaran bendera, seluruh santri menyanyikan lagu-lagu, seperti "Hari Merdeka", "Halo-Halo Bandung", "Padamu Negeri", dan "Gebyar-Gebyar".

Bertindak sebagai pembina upacara adalah Kabag Perencanaan Polrestabes Medan AKBP Zulfikar yang pada kesempatan itu, membacakan amanat Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Ketika membacakan amanat Kapolri, AKBP Zulfikar juga mengingatkan tentang tanggung jawab santri sebagai generasi penerus bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

Setelah upacara bendera, santri-santri Pondok Pesantren Alhidayah menggelar drama kolosal mengenai perjuangan yang dipimpin Bung Tomo ketika melawan penjajah di Surabaya.

Pentas drama kolosal disaksikan Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Pol Herwan Chaidir dan Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Irfan Idris.

Irfan Idris mengatakan upacara dengan melibatkan anak-anak mantan anggota jaringan teroris itu, juga digelar di Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan tersebut, diharapkan makin membangkitkan nasionalisme generasi muda sehingga tidak terlibat dalam kegiatan yang merugikan banyak orang, terutama aksi terorisme.

Herwan Chaidir mengaku terharu dengan drama kolosal yang dibawakan santri-santri Pondok Pesantren Alhidayah tersebut.

"Itu membuktikan potensi mereka sangat tinggi. Kami titip supaya mereka dibina terus agar menjadi generasi yang berguna," katanya.*

Baca juga: Pemuda kibarkan merah putih raksasa di tebing

Baca juga: Sultan pimpin upacara peringatan kemerdekaan


 

Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018