Empat titik panas masih ada di Aceh

17 Agustus 2018 13:47 WIB
Empat titik panas masih ada di Aceh
Arsip - Seorang warga mencoba memadamkan api yang membakar lahan gambut dengan cara manual di kawasan Desa Suak Nie, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Jumat (15/6/2018). Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat semakin meluas dari 10 hektar menjadi 20 hektar yang tersebar di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Arongan Lam Balek, Kecamatan Samatiga dan Kecamatan Johan Pahlawan akibat kemarau panjang disertai angin kencang sehingga api cepat menjalar dan membesar. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Banda Aceh,  (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebut, empat titik panas terdeteksi oleh satelit dan bertahan sejak muncul kemarin (Kamis) di wilayah Aceh.

"Untuk pagi ini sama dengan kemarin (Kamis) sore, yakni ada empat titik panas," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Jumat.

Dari hasil pantauan ketiga satelit yang digunakan, yakni Terra, Aqua, dan Suomi NPP, ia melanjutkan, posisi koordinat keempat titik panas masih sama persis dengan menyebar di tiga daerah di Aceh.

Ketiga titik panas diantaranya, terpantau di daerah dataran tinggi di bagian wilayah Tengah provinsi Aceh dengan rincian di Gayo Lues ada dua titik, dan satu titik lagi di Aceh Tengah.

Di Gayo Lues titik panas menyebar di dua kecamatan, yakni Blang Jeramo dan Rikit Gaib masing-masing satu titik. Sedangkan di Aceh Tengah, satu titik panas terkosentrasi di Kecamatan Pegasing.

Satu titik panas sisanya terpantau ketiga satelit menggunakan sensor modis di Aceh Besar, lebih tepatnya di Kecamatan Lembah Seulawah.

"Ada satu titik panas, dari total empat titik di duga sebagai titik api. Sebab titik panas yang berada di Blang Jeramo (Gayo Lues) memiliki tingkat kepercayaan 73 persen," kata Zakaria.

Presiden Joko Widodo mengklaim, area kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menurun signifikan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena ketegasan untuk melindungi hutan dan lahan.

"Ketegasan tersebut tidak akan bisa maksimal tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat," kata Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka hari Ulang Tahun ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia pada Sidang Bersama DPR dan DPD di Gedung MPR/DPR/DPD.

Presiden menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada aparat TNI/Polri, pemerintah daerah dan seluruh warga masyarakat yang dengan penuh dedikasi mencegah dan melawan ancaman kebakaran hutan.

"Dalam melakukan berbagai lompatan kemajuan, kita membutuhkan keberanian. Kita harus memiliki ketegasan untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi kepentingan rakyat Indonesia, termasuk ketegasan untuk melindunbgi hutan dan lahan kita," tutur Presiden Jokowi.*

Baca juga: Asap selimuti sampit di pagi hari

Baca juga: Pemadaman kebakaran hutan berlangsung saat HUT Kemerdekaan


 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018