• Beranda
  • Berita
  • Pengungsi bersama relawan gempa sembelih hewan kurban bersama

Pengungsi bersama relawan gempa sembelih hewan kurban bersama

22 Agustus 2018 08:54 WIB
Pengungsi bersama relawan gempa sembelih hewan kurban bersama
Warga terdampak gempa 6,9 Skala Richter (SR) di Sembalun Lawang yang berada di kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menjalankan Shalat Ied memanfaatkan sejumlah lokasi dari halaman bangunan sekolah dasar sampai di jalan.
Lombok Timur (ANTARA News) - Warga pengungsi bersama tim relawan gempa di wilayah Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu, merayakan Idul Adha 1439 Hijriah dengan bersama-sana menyembelih hewan kurban di kawasan pengungsian.

Dari pantauan Antara di Desa Sembalun Lawang, balutan duka bencana alam yang menghantui warga pengungsi nampaknya kian memudar.

Dalam proses penyembelihan sapi dan kambing kurban di tengah area lapang bekas lahan pertanian itu pun terlihat tumbuh suasana kekeluargaan antara relawan dengan warga pengungsi korban gempa.

Edo, salah seorang relawan yang berasal dari kalangan pecinta alam di wilayah Jakarta mengatakan dirinya tergerak datang ke wilayah Sembalun untuk membantu pemulihan kondisi pascagempa.

"Kami juga ke sini sekaligus menyalurkan amanah teman-teman dari Jakarta. Sapi sama kambing ini di antaranya, semoga berkah," kata Edo.

Begitu juga dengan Halim, salah seorang warga Desa Sembalun Lawang yang sudah mengungsi di tenda darurat sejak gempa 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok pada akhir Juli 2018 mengaku bersyukur dengan adanya bantuan hewan kurban dari para pihak donatur maupun kalangan relawan.

"Alhamdulillah, walaupun rumah sudah hancur, tapi masih bisa merayakan hari raya bersama keluarga ditambah ramai sama teman-teman relawan. Setidaknya masih ada kesan bahagia dibalik duka gempa," ujar Halim.

Baca juga: Sepinya malam takbiran di Sembalun Lombok

Baca juga: Korban gempa Sembalun butuh bantuan tenda

Baca juga: Mensos gelorakan semangat Lombok bangkit

 

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018