Dapur umum ACT libatkan pengungsi untuk memasak

22 Agustus 2018 13:29 WIB
Dapur umum ACT libatkan pengungsi untuk memasak
Pengungsi di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur sudah tiga minggu lebih tinggal di dalam tenda akibat gempa beberapa kali yang menerjang Lombok, Nusa Tenggara Barat sejak Minggu (29/7/2018). (ANTARA/Dewanto Samodro)

Kami sengaja melibatkan pengungsi untuk memasak. Kami tanya ibu-ibu siapa yang bisa memasak. Ternyata yang akhirnya memasak di dapur umum memang sudah terbiasa masak banyak

Mataram (ANTARA News) - Komandan Posko Induk Aksi Cepat Tanggap (ACT) Gempa Lombok Sutaryo mengatakan pihaknya membantu korban gempa dengan menyediakan dapur umum yang melibatkan pengungsi untuk memasak.

"Kami sengaja melibatkan pengungsi untuk memasak. Kami tanya ibu-ibu siapa yang bisa memasak. Ternyata yang akhirnya memasak di dapur umum memang sudah terbiasa masak banyak," kata Sutaryo di Mataram, Rabu.
 
Sutaryo mengatakan awalnya tidak mudah mencari pengungsi yang mau memasak di dapur umum. Saat beberapa orang sudah bersedia, tetapi kemudian gempa kembali menerjang Lombok dan sekitarnya, mereka mengurungkan niat.

Akhirnya, posko pengungsian yang belum memiliki juru masak di dapur umumnya, mendapat pasokan makanan dari dapur umum lainnya. Setelah makan dan ditanya rasanya, mereka bilang masakannya enak.

"Karena yang memasak warga sendiri, tahu selera setempat. Setelah tahu yang memasak pengungsi juga dari dapur umum lain, baru kemudian ada pengungsi yang mau memasak," jelasnya.

ACT kini telah memiliki 44 dapur umum yang tersebar di berbagai pusat-pusat pengungsian di Lombok Utara dan Lombok Timur yang merupakan wilayah dengan dampak terparah.

"Kami bahkan sempat melombakan makanan dari dapur umum mana yang paling enak. Yang menilai ya pengungsi sendiri. Yang paling enak, dapur umumnya mendapat sapi untuk dipotong," katanya.

Sapi yang menjadi hadiah untuk dipotong pun dibeli dari warga pengungsi sendiri. Berapa pun harga yang ditawarkan, bila cocok, akan dibeli oleh ACT.

"Kami tidak akan menawar karena itu juga untuk membantu mereka," ujarnya.

Baca juga: Ujian warga Lombok saat Idul Adha
Baca juga: "Lebih baik roboh sekalian daripada cuma retak"

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018