Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Asap kebakaran lahan yang mulai menebal di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, pada pagi hari, membuat sebagian warga memilih menggunakan masker agar tidak terhirup asap bercampur debu.Mudah-mudahan saja kebakaran lahan bisa segera diatasi sehingga asap tidak semakin parah. Saya khawatir kabut asap parah seperti pada 2015. Kasihan anak-anak kita..
"Saya khawatir anak saya sakit karena terhirup asap. Ini saja, dia mulai flu, makanya kami mulai menggunakan masker saat berangkat ke sekolah karena kalau pagi hari asapnya agak tebal," kata Maria, warga Sampit, Kamis.
Sekitar pukul 06.00 WIB saat warga mulai beraktivitas dan pelajar berangkat ke sekolah, asap terlihat lebih tebal dibanding Rabu (22/8).
Selain disertai bau gosong kebakaran lahan, kepekatan asap mulai mengganggu jarak pandang di perairan Sungai Mentaya dan jalan darat.
Seperti di Jalan Baamang I dan Usman Harun yang merupakan kawasan bantaran sungai, serta Jalan Achmad Yani, Tjilik Riwut dan Sudirman yang merupakan kawasan pusat kota, asap terlihat mulai menebal.
Asap makin tebal diperkirakan akibat kebakaran lahan masih terjadi di sekitar pusat kota Sampit dan kecamatan di luar kota.
Selain itu, kebakaran lahan gambut memang sering terus menimbulkan asap, meski api di permukaan tanah sudah terlihat padam, namun sebenarnya api masih membakar.
Mencegah tabrakan saat berkendara, warga sengaja tetap menyalakan lampu kendaraan agar terlihat oleh pengendara lainnya.
Warga juga mengurangi laju kendaraan untuk mencegah kecelakaan.
"Mudah-mudahan saja kebakaran lahan bisa segera diatasi sehingga asap tidak semakin parah. Saya khawatir kabut asap parah seperti pada 2015. Kasihan anak-anak kita," kata Lia, warga lainnya.
Sementara itu, asap yang mulai menebal menimbulkan keprihatinan sejumlah pihak. Karang Taruna Kabupaten Kotawaringin Timur mulai membagikan masker melalui anggota mereka, meski stok yang dimiliki cukup terbatas.
"Saya membagikan kepada pelajar yang naik bus sekolah. Usia pelajar sangat rentan sakit akibat asap, makanya mereka harus kita prioritaskan," kata Rahmat Hidayat, pengurus Karang Taruna Kotawaringin Timur.
Sementara itu, sekitar pukul 07.00 WIB, kepekatan asap mulai berkurang. Tiupan angin mampu mengurangi ketebalan asap. Masyarakat berharap kebakaran lahan dan asap bisa segera diatasi.
Baca juga: Kemenkopolhukam ingatkan Kalteng paling rawan Karhutla
Baca juga: Helikopter disiapkan atasi Karhutla di Kalbar-Kalteng-Riau
Pewarta: Norjani
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018