Mataram (ANTARA News) - Dusun Labu Pandan, Sambalia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang terletak di dekat episentrum (pusat) gempa bumi 6,9 Skala Richter (SR) pada Minggu (19/8), sampai sekarang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah padahal hampir sekitar 60 rumah dari 100 rumah ambruk.Belum ada juga bantuan dari pemerintah sampai sekarang padahal sudah empat hari terjadi gempa yang merobohkan rumah-rumah warga,
Dari pantauan Antara, warga dusun yang berada di seberang Pulau Gili Sulat itu, tinggal di posko pengungsian alakadarnya inisiatif tokoh pemuda setempat. Dari terpal sampai kebutuhan bahan pokok, mereka mencari sendiri. Kendaraan bantuan hanya melintas saja daerah itu tanpa berhenti.
“Belum ada juga bantuan dari pemerintah sampai sekarang padahal sudah empat hari terjadi gempa yang merobohkan rumah-rumah warga,” kata warga yang juga Ketua Yayasan Anak Pantai, Munawir Haris.
Warga pun terpaksa mendirikan tenda alakadarnya, dan mendapatkan bantuan dari jejaring mereka sendiri melalui media sosial. “Kami mencari sendiri sumbangan,” katanya.
Padahal saat gempa skala 7 SR yang berpusat di Lombok Utara, warga Dusun Labu Pandan juga memberikan sumbangan ke daerah itu. “Namun ketika kami tertimpa musibah, tidak ada yang membantu,” katanya.
Bahkan, pemerintah setempat ketika ditanyakan belum adanya bantuan yang diberikan kepada warga, aparat pemerintah hanya diam saja. “Kami benar-benar kecewa,” katanya.
Mereka berharap adanya tindakan inisiatif dari pemerintah dengan segara mengambil kebijakan dalam menangani warga tertimpa musibah itu. “Akibat tidak ada perhatian dari pemerintah, saat warga mendapatkan bantuan secara pribadi, terjadi saling cemburu di antara sesama warga,” tandasnya.
“Untung saja, saya ada jejaring dari rekan-rekan yang minta bantuan melalui media sosial, barusan mendapatkan bantuan 20 dus mie,” katanya.
Saat ini, yang paling dibutuhkan adalah terpal, selimut, air, dan matras. “Itu yang pokok, mengingat anak-anak banyak yang mulai terserang sakit,” tandasnya.
Meski mengurusi kebutuhan warga, Munawir Haris juga turut menjadi korban rumahnya rusak berat bahkan sekolah untuk anak-anak TKW, terlantar dan yatim piatu serta klinik orang tidak mampu yang dikelolanya, turut menjadi korban gempa bumi tersebut.
"Sekolah yang saya kelola juga rusak, termasuk klinik,” ujarnya.
Baca juga: Korban gempa Senaru butuh bantuan logistik
Baca juga: Warga Lombok Timur butuh bantuan logistik
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018