ITS lepas tim Hydrone untuk berlaga ke Prancis

24 Agustus 2018 20:07 WIB
ITS lepas tim Hydrone untuk berlaga ke Prancis
Arsip Foto. Seorang pengunjung mengamati miniatur kapal motor pada pameran dalam rangka Hari Nusantara ke-15 di gedung Auditorium kampus Institut Teknologi Surabaya, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Tri SP)
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada Jumat melepas tim Hydrone untuk berlaga di ajang perlombaan kapal cepat internasional Hydrocontest 2018 di Saint-Tropez, Prancis, pada 2-10 September.

Kepala Departemen Teknik Perkapalan ITS Ir Wasis Dwi Aryawan saat peluncuran kapal di kampus institut mengatakan tahun ITS mengincar posisi yang lebih baik dari tahun lalu, ketika tim menempati peringkat 10 dari 23 tim yang berpartisipasi dari seluruh dunia.

Tim Hydrone ITS telah mengevaluasi dan meningkatkan performa kapalnya.

"Kami sangat menekankan pada minimalisasi massa dari kapal, jika dibandingkan dengan tahun lalu kapal kami saat ini jauh lebih ringan meskipun dengan bahan yang sama, yang membedakan hanya pada ketebalan bahannya," kata Dwi, yang juga pembimbing tim Hydrone ITS.

Ketua tim Hydrone ITS Khamdan Qomaruddin menjelaskan pada kompetisi ke-5 ini ada tiga kategori yang dilombakan dan akan diikuti oleh 32 peserta, yakni Lightweight Transport, Mass Transport, dan Long-Distance Race.

Pada kategori Mass Transport, peserta wajib menyimulasikan pergerakan kapal di lintasan sepanjang 400 meter dan kapal diberi muatan balok baja 200 kilogram.

Sementara lomba kategori Lightweight Transport menuntut peserta bisa mengoperasikan transportasi kapal dengan beban 20 kilogram di lintasan sepanjang 600 meter; dan dalam kategori Long-Distance Race, peserta akan adu kecepatan kapal hemat energi bermuatan baja 20 kilogram di lintasan 300 meter.

"Tiap kapal diberikan waktu satu jam untuk memutari lintasan sebanyak mungkin," kata Khamdan, mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan.

Untuk ketiga kategori tersebut, lanjut Khamdan, The Hydros Foundation menyediakan masing-masing tim dengan mesin listrik yang sama. Dalam hal ini peserta mendapat waktu beberapa bulan untuk merancang dan membangun kapal dengan dimensi maksimum 2,50 x 2,50 x 2,00 meter.

"Karena semua sistem kelistrikan diberikan oleh panitia dengan spesifikasi yang sama, desain dan daya tahan kapal memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan kecepatan kapal," ujar Khamdan.

Baca juga:
Tim Sapuangin dari ITS Team 2 Surabaya juara DWC di London
ITS luncurkan mobil listrik untuk Rally Dakar

 

Pewarta: Indra Setiawan, Willy Irawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018