• Beranda
  • Berita
  • Stabilisasi harga, pemerintah gelontorkan beras ke pasar

Stabilisasi harga, pemerintah gelontorkan beras ke pasar

27 Agustus 2018 13:25 WIB
Stabilisasi harga, pemerintah gelontorkan beras ke pasar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Senin. (ANTARA News/Mentari Dwi Gayati)

"Bukan operasi pasar tetapi penetrasi pasar"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan akan melakukan penetrasi pasar beras guna menjaga stabilisasi harga komoditas tersebut sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Saat ditemui usai Rakor di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Senin, Menteri Enggartiasto mengatakan penetrasi pasar dengan menggelontorkan beras dari stok Bulog tersebut akan dilakukan sesegera mungkin, bahkan dimulai hari ini.

"Sekarang kami sudah rakor dan memerintahkan kembali guyur pasar. Bukan operasi pasar tetapi penetrasi pasar," kata Enggar.

Enggartiasto mengatakan penetrasi pasar dilakukan guna menjaga stabilisasi harga beras sesuai HET beras medium yakni Rp9.450 per kilogram.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), per Senin, 27 Agustus 2018, tercatat harga beras kualitas medium I sebesar Rp11.700 per kilogram dan beras kualitas medium II sebesar Rp11.600 per kilogram.

Dalam rakor yang melibatkan Kementerian Pertanian dan Perum Bulog hari ini, Kemendag pun telah memerintahkan Bulog untuk menggelontorkan beras dari gudang. 

Untuk menjaga ketahanan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog, Kementerian Perdagangan(Kemendag) juga telah memberikan izin impor beras kepada Perum Bulog sebanyak dua juta ton pada tahun ini.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Juli 2018, Bulog tercatat sudah merealisasikan impor beras sebanyak 1,18 juta ton. 

Impor beras yang dilakukan Bulog dilakukan secara bertahap, yakni sebanyak 500 ribu ton beras pada Februari 2018 dan 500 ribu ton pada Mei 2018. Sementara itu, sisa kuota impor 1 juta ton sebelum akhir September 2018.

Enggartiasto mengungkapkan izin impor dikeluarkan berdasarkan keputusan dari rapat koordinasi (rakor) yang melibatkan Kementerian Pertanian dan Perum Bulog pada April 2018 lalu.

"Kenapa harus impor, karena bicara suplai dan demand. Suplainya berkurang, maka untuk mengisi itu, juga dilihat kecenderungan harganya dan ketersediaan stok berkurang, makanya kami isi," ujarnya.


Baca juga: DPR akan panggil Mendag soal impor beras dua juta ton
Baca juga: Anggota dewan ini harapkan jangan lagi ada impor beras




 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018