Jonatan melesat ke final setelah membungkam pemain Jepang Kenta Nishimoto dengan skor 21-15, 12-21, 21-19.
Sementara Chou Tien melangkah ke final setelah menghentikan pemain Indonesia Anthony Ginting dalam pertarungan selama 1 jam 22 menit dengan skor 16-21, 23-21, 21-17.
Dengan kekalahan Ginting tersebut, Indonesia gagal mewujudkan "All Indonesia Final" pada final tunggal putra.
Jonatan, pemain berusia 20 tahun kelahiran Jakarta 15 September 1997, juga menjadi bintang di Istora Gelora Bung Karno, Senayan terutama bagi kaum hawa.
Kehadiran Jojo demikian ia akrab disapa, selalu dinanti para pecinta bulu tangkis dan penonton Istora Senayan. Jojo juga selalu mengundang histeria penonton setiap mengganti baju di lapangan.
"Jojo bisa.. Jojo bisa.. Jojo bisa.." demikian teriakan penonton kepada Jojo setiap ia bertanding.
"Saya tidak menduga bisa ke final," kata Jonatan yang kini memegang peringkat 15 dunia itu, seusai pertandingan, Senin.
Ginting yang gagal menyusul Jojo turut mendoakan rekannya tersebut agar bisa tampil prima di final besok.
"Semoga Jonatan bisa bermain bagus dulu, kalau soal hasil kan bagaimana permainan dia besok. Tetapi kita masyarakat Indonesia pasti dukung Jonatan untuk meraih medali emas," ujar Ginting yang harus puas dengan medali perunggu.
Baca juga: Jonatan Christie tidak menyangka masuk final
Baca juga: Jonatan Christie melesat ke final
Baca juga: Ginting kembali buat kejutan, Jonatan juga lolos semifinal
Baca juga: Anthony Ginting harus puas dengan medali perunggu
Baca juga: Meski kalah, Ginting tetap dielu-elukan di Istora
Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018