• Beranda
  • Berita
  • Ini strategi optimalisasi bisnis PGN-Pertagas, wilayah timur dibidik

Ini strategi optimalisasi bisnis PGN-Pertagas, wilayah timur dibidik

29 Agustus 2018 06:57 WIB
Ini strategi optimalisasi bisnis PGN-Pertagas, wilayah timur dibidik
Ilustrasi Bisnis Pipanisasi gas. Seorang petugas memeriksa alat penurun tekanan gas milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

"Ke depannya tahun ketiga, ada yang bukan pipa tapi bentuknya fasilitas untuk gas, yakni regasifikasi untuk di timur..."

Jakarta (ANTARA News) -  Kementerian BUMN menyatakan setelah terbentuknya induk perusahaan (holding) migas dengan masuknya PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Pertagas ke dalam satu usaha bersama sebagai Grup Pertamina, proses integrasi infrastruktur pipa gas saat ini tengah dioptimasi.

Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, usai menghadiri Gathering Indonesian Gas Society 2018 di Jakarta, Selasa, mengatakan integrasi pipa gas milik Pertagas dan PGN bertujuan agar tidak ada investasi yang tumpang tindih dan menyebabkan ketidakefisiensi.

"Sekarang Pertagas dengan PGN masing-masing sudah melakukan investasi. Nah, yang ini kami sinkronkan dulu karena keduanya sudah membangun. Sekarang ini kami bicara optimasi integrasi dari pipa-pipa di Sumatra dan Jawa," kata Fajar.

Ia menyebutkan pipa gas yang sedang diintegrasikan adalah di wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur. Pertamina dan Pertagas juga akan lebih mengoptimalkan investasi yang sudah ada, seperti jaringan pipa gas yang dibangun oleh PGN di Medan.

Sementara itu untuk wilayah Timur, Pertamina Group akan membangun fasilitas regasifikasi, karena infrastruktur gas yang dibangun belum sebanyak di wilayah Jawa dan Sumatra .

"Ke depannya tahun ketiga, ada yang bukan pipa tapi bentuknya fasilitas untuk gas, yakni regasifikasi untuk di timur karena banyak yang belum ada," kata Fajar.

Dengan terintegrasinya pipa milik Pertagas dan PGN, Pertamina Group bisa memanfaatkan infrastruktur masing-masing sehingga menghemat biaya investasi.

Ada pun melalui holding migas, jaringan pipa gas milik Pertamina akan mencapai lebih dari 9.600 kilometer, atau pipa gas terpanjang di Asia Tenggara.

Kementerian BUMN berharap proses integrasi PGN-Pertagas dapat menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi, sehingga tercipta harga gas yang lebih terjangkau konsumen serta peningkatan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional.

Baca juga: Holding BUMN migas diyakini tingkatkan bisnis gas

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018