Penjabat Kepala Desa Temiang, Sukadi di Pekanbaru, Senin mengatakan buaya tersebut ditangkap setelah warga mulai resah dengan kemunculan satwa buas tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
"Buaya berhasil kami tangkap bersama seluruh warga dengan cara dipancing," katanya.
Penangkapan tersebut, kata Sukadi, dilakukan dengan sangat berhati-hati dan memakan waktu cukup lama. Warga bergotong royong berusaha menangkap predator itu dari dalam sungai hingga berhasil diangkat ke darat pada Minggu petang (2/9).
Kendati selama ini buaya tersebut belum memakan korban, dia mengatakan pihaknya harus melakukan penangkapan sebelum insiden tak diinginkan terjadi.
Selanjutnya, dia mengatakan buaya tersebut diserahan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk penanganan lebih lanjut.
Namun disayangkan ketika petugas BBKSDA Riau tiba untuk melakukan evakuasi, predator itu mati.
Humas BBKSDA Riau, Dian Indriandi kepada Antara mengatakan buaya berkelamin jantan dengan panjang mencapai 4,2 meter itu dikabarkan berupaya meloloskan diri dari permukiman warga.
"Hasil pengamatan kami, terdapat luka yang mengeluarkan cairan yang berasal dari lobang di atas otaknya," kata Dian.
Dian tidak berkomentar banyak terkait kematian predator tersebut, termasuk apakah karena pukulan benda keras saat penangkapan atau yang lainnya. Dia hanya menjelaskan buaya tersebut segera dikubur karena menyebabkan bau menyengat.
Kasus penangkapan buaya beberapa kali dilakukan oleh warga, terutama warga yang bermukim di wilayah pesisir Provinsi Riau.
Yang terbaru, tiga ekor buaya muara juga berhasil ditangkap warga di wilayah Kota Dumai. Namun, seluruh buaya tersebut berhasil ditangkap dalam kondisi hidup dan saat ini telah diserahkan ke BBKSDA Riau.
Baca juga: BKSDA Jambi tangkap buaya yang terkam warga
Baca juga: BKSDA Jambi lepasliarkan tiga buaya muara
Pewarta: Bayu Agustari Adha dan Anggi Romadhoni
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018