Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jakarta Smart City, Setiaji, menjelaskan bahwa aplikasi tersebut, akan memberikan informasi secara langsung kondisi terkini tentang keadaan lalu lintas dan informasi berguna lainnya.
"Seperti personal asisten Google Now. Kita bisa dapat informasi langsung keadaan di sini. Atau misalnya daerah yang biasa Anda lewati macet atau tidak," kata Setiaji, ditemui usai acara Virtus Showcase 2018 3di Jakarta, Rabu.
Terdengar mirip Google Maps, Setiaji mengaku memang bekerja sama dengan Google dalam hal pemetaan dan informasi lalu lintas.
Meski begitu, dia menekankan bahwa JaKi berbeda dari layanan pemetaan milik Google itu. Aplikasi JaKi, dia menjelaskan, menghadirkan informasi lokal yang lebih lengkap.
JaKi akan menampilkan berbagai informasi event lokal, misalnya Car Free Day. Aplikasi tersebut juga dapat melibatkan masyarakat untuk memasukkan informasi mengenai event tersebut.
"Sebenarnya Google Maps itu (datanya) dari kita. Data penutupan jalan, event, kenapa enggak kita sendiri saja yang memanfaatkan data itu. Dan nuansanya nuansa lokal," ujar Setiaji.
Tidak hanya bekerja sama dengan Google, dalam pengembangan aplikasi JaKi, juga menggandeng berbagai instansi, teramsuk BMKG, untuk menghadirkan kondisi cuaca terkini.
Saat ini, Setiaji mengatakan bahwa aplikasi JaKi sedang dalam pengembangan, dan kemungkinan akan dirilis pada akhir tahun ini.
Baca juga: Jakarta Smart City bakal luncurkan rancangan Safe City
Baca juga: Sistem transportasi berbasis teknologi diklaim bisa atasi kemacetan
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018