• Beranda
  • Berita
  • Menristekdikti ingatkan perguruan tinggi hindari konflik internal

Menristekdikti ingatkan perguruan tinggi hindari konflik internal

5 September 2018 21:41 WIB
Menristekdikti ingatkan perguruan tinggi hindari konflik internal
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir. (ANTARA News/HO Kemenristekdikti)
Balikpapan (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengingatkan perguruan-perguruan tinggi agar sebisa mungkin menghindari konflik internal, dan sekiranya sudah ada, secepatnya menyelesaikannya.

Karena konflik, apalagi internal, memperlambat kemajuan, katanya usai menjadi pembicara pada acara Pengkaderan Nasional 2018 Gerakan Mahasiswa Kosgoro di Universitas Balikpapan, Kamis.

"Jangan konflik, bersinergilah. Bangun komunikasi yang baik antarpihak," ujar Nasir.

Di perguruan tinggi para pihak adalah para pemimpin seperti rektor, guru-guru besar, dosen, mahasiswa, para staf administrasi. Di perguruan tinggi swasta bertambah dengan para pengurus yayasan.

Dia berbicara dalam konteks menjawab pertanyaan jurnalis tentang akreditasi sejumlah perguruan tinggi yang menurun.

Meskipun, menurut dia, hal tersebut sesungguhnya karena banyak perguruan tinggi lain yang akreditasinya naik.

"Karena perguruan tinggi lain terpacu untuk menjadi lebih baik itu," tegasnya.

Persaingan itu diharapkan bisa meningkatkan mutu pendidikan tinggi. "Yang tidak memperbaiki diri akan ketinggalan," katanya.

Di sisi lain, konflik internal di dalam perguruan tinggi memang masih terjadi. Dalam dua bulan terakhir, misalnya, mencuat konflik dalam pemilihan Rektor di Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Rektor petahana, Sutarto Hadi yang maju kembali untuk periode 2018-2022, bahkan hingga melapor ke polisi karena merasa dirinya dicemarkan namanya sebab sejumlah pemberitaan media yang mengutip narasumber yang juga berasal dari kalangan Unlam.

Karena laporan Sutarto, justru sejumlah pemimpin redaksi media online diperiksa polisi.

"Padahal kalau Sutarto tidak puas pada pemberitaan dia cukup membantah dengan menyampaikan hak jawab, atau kalau perlu hak koreksi, dan media akan segera memuatnya," kata pemimpin redaksi media online jejakrekam.com Didi Gunawan yang juga dipanggil penyidik Polda Kalsel.

Konflik serupa juga terjadi di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Rektor petahana, Fathur Rokhman dituduh melakukan plagiat atas karya mahasiswanya Anif Rida.

Dari upaya mengungkapkan kebenarannya oleh para pihak yang berselisih, lagi-lagi jurnalis menjadi korban dengan dilaporkan ke polisi karena dianggap mencemarkan nama Rektor.

Baca juga: Kemristedikti umumkan peringkat perguruan tinggi

Baca juga: Kemristekdikti percepat proses izin perguruan tinggi


 

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018