Yogyakarta (ANTARA News) - Pelatih tim basket putri pelajar Tjetjep Firmansyah di Yogyakarta, Rabu, menyatakan bahwa kegagalan tim putri meraih satu pun kemenangan di kejuaraan basket pelajar Asia 2018 adalah kurangnya waktu persiapan.Kelemahan tim kita di kejuaraan basket pelajar Asia ini adalah waktu persiapan yang singkat sehingga tidak bisa tampil maksimal
Untuk menghadapi kejuaraan mendatang, ia berharap agar pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) jauh-jauh hari sudah mempersiapkan pemain sebelum bertanding di kejuaraan internasional demi persiapan yang lebih matang.
Kejuaraan pelajar merupakan program kompetisi yang berada di bawah naungan Kementrian Pemuda dan Olahraga, yaitu bagian pembibitan.
"Kelemahan tim kita di kejuaraan basket pelajar Asia ini adalah waktu persiapan yang singkat sehingga tidak bisa tampil maksimal," kata Tjetjep yang memimpin tim putri di kejuaraan basket pelajar Asia 2018 yang berlangsung di GOR Among Rogo Yogyakarta.
Menurut Tjetjep, mantan pelatih tim nasional dan klub Aspac Jakarta itu, tim Indonesia hanya punya waktu sembilan hari untuk mengumpulkan pemain yang berasal dari berbagai daerah sebelum berlaga.
"Dengan waktu yang sangat singkat tersebut, tentu sulit untuk membentuk tim yang kompak," kata Tjetjep dengan suara yang masih serak akibat banyak berteriak saat memberikan instruksi pada pertandingan sebelumnya.
Pihak Kemenpora menurut Tjetjep tentu mempunyai jadwal kegiatan yang sudah terprogram, seperti kejuaraan pelajar, baik event tunggal maupun multi cabang yang berada di bawah Keasdepan Pembibitan.
Tapi pembentukan tim yang mendadak dan tidak disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya akan membuat tim pelatih kesulitan untuk memilih pemain yang tepat.
Untuk menghadapi kejuaraan internasional di masa mendatang, pihak Kemenpora menurut Tjetjep bisa lebih mengoptimalkan pemain yang berada di Sekolah Olahraga Ragunan atau PPLP yang tersebar di beberapa daerah.
"Kalau pemain dari sekolah tersebut sudah terbentuk, maka PB Perbasi sebagai induk olahraga basket bisa membantu untuk menfasilitasi kekurangan pemain," katanya menambahkan.
Selama berlangsungnya kejuaraan basket Asia yang diikuti empat negara itu, Tjetjep secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Adelaide Wongsohardjo, anggota tim Asian Games 2018, yang bersedia memperkuat tim pelajar Indonesia.
Lady, panggilan Adelaide, hanya sempat istirahat selama dua hari usai membela tim nasional Indonesia di Asian Games 2018.
"Meski ia berstatus sebagai anggota tim senior di Asian Games, Lady tetap tampil "humble" dan tidak memperlihatkan dominasinya. Ia bahkan tidak mau ditunjuk sebagai kapten," kata Tjetjep yang pernah mengantar tim putra Indonesia ke tangga juara Asia Tenggara di Surabaya pada 1996
Di kejuaraan basket pelajar Asia tersebut, tim putri Indonesia gagal meraih satu pun kemenangan dari tiga pertandingan babak penyisihan sehingga harus puas di peringkat terakhir setelah Thailand, Hong Kong dan China.
Baca juga: Putri Indonesia gagal robohkan tembok China
Baca juga: "Lady" Adelaide, andalan Indonesia di kejuaraan basket pelajar Asia
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018