Pariwisata Sulut makin menggeliat

15 September 2018 20:01 WIB
Pariwisata Sulut makin menggeliat
Keindahan bawah laut obyek wisata Bunaken di Manado. (Skyscanner)
Manado (ANTARA News) - Potensi pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut) makin mendunia, terbukti dengan semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung, selain wisatawan nusantara.

Kunjungan wisatawan juga terjadi sebagai dampak pelaksanaan kegiatan bertaraf internasional di Sulut seperti Sail Bunaken dan World Ocean Conference (WOC) pada tahun 2009, sehingga membuat pesona Bunaken dengan keindahan taman lautnya makin tersohor di dunia.

Selain Sulut, provinsi lain juga giat mengembangkan potensi industri pariwisata terutama di daerah yang menjadi tuan rumah atraksi layar Sail Indonesia yaitu Sail Raja Ampat-Papua Barat, Tomini-Sulteng, Sabang-Aceh, Wakatobi-Sultra, Komodo-NTT, Morotai-Maluku, Selat Karimata serta Sail Moyo Tambora 2018.

Sulut memiliki kekayaan alam laut, taman laut, danau yang indah selain juga kekayaan budaya serta sejarah yang berpotensi sebagai obyek wisata.

Pengamat Ekonomi pada Universitas Sam Ratulangi (Samrat) Manado, Sulawesi Utara Dr Joy Tulung mengatakan dampak dari Sail Bunaken 2009 itu sangat positif karena mendatangkan banyak wisatawan dan menggerakkan sektor perdagangan makanan dan minuman sejak waktu itu, sampai sekarang.

Joy mengatakan kegiatan-kegiatan seperti itu sangat bermanfaat dan mendatangkan banyak wisatawan.

Tapi, untuk membuat acara yang besar harus didahului dengan penataan infrastruktur yang memadai supaya wisatawan dapat nyaman dengan fasilitas publik yang memadai untuk menunjang kegiatan mereka selama berwisata.

Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Agus T Poputra mengatakan pada prinsipnya kegiatan internasional Sail Bunaken bukan semata-mata untuk kepentingan Pulau Bunaken saja, namun juga untuk Sulut secara keseluruhan. Bunaken sebagai pemicu karena pulau ini lebih dulu terkenal dari Sulut sendiri.

Tujuan itu, katanya, telah tercapai, perhotelan dan sarana penunjang pariwisata lainnya sudah berkembang pesat di Manado. Demikian pula infrastruktur seperti dermaga, jalan, fasilitas umum di Pulau Bunaken semakin baik.

Sinergi antara pemerintah, pihak swasta, Badan usaha Milik Negara (BUMN), bank Indonesia berbondong-bondong mengambil bagian dalam peningkatan infrastruktur penunjang sektor pariwisata di daerah tersebut.

Kini Sulut sudah banyak dikenal, untuk mendatangkan wisatawan tidak harus menunggu kegiatan besar dan masih banyak kegiatan parsial yang dapat dilakukan untuk menunjang pariwisata.

Sail Bunaken 2009 merupakan acara internasional kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan TNI AL yang bertempat di Bunaken. Event yang memadukan beberapa kegiatan bahari ini dilaksanakan di Kota Manado dan Kota Bitung pada tanggal 12-19 Agustus 2009.

Agenda utama kegiatan ini adalah International Fleet Review 2009 (IFR 2009) yang menghadirkan kapal-kapal perang dan kapal-kapal layar tinggi dari masing-masing Angkatan Laut sebanyak 30 negara sahabat dan disaksikan langsung oleh Presiden RI, sekaligus sebagai rangkaian HUT RI ke 64.

Wisman bertambah

Kepala Dinas Pariwisata Daerah Sulawesi Utara, Daniel Mewengkang, mengatakan Pemerintah Sulut terus mendorong agar sektor pariwisata berkembang pesat karena mampu meningkatkan perekonomian daerah.

Setelah kegiatan internasional Sail Bunaken, berbagai program wisata terus dilakukan di pulau tersebut.

Belum lama ini telah dilaksanakan Festival Pesona Bunaken 2018, yang kembali menjadi ujung tombak Provinsi Sulut untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Daniel mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan alam dan seni budaya di Pulau Bunaken.

Menurut Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Disparda Provinsi Sulut, Voura Kumendong, Festival Pesona Bunaken 2018 merupakan bagian dari "Calendar of Event" Wonderful Indonesia yaitu suatu ajang untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.

"Festival dimeriahkan dengan lomba perahu hias, karnaval budaya, lomba Kolintang, lomba Maengket, tarian kreasi baru dan acara hiburan menarik lainnya," kata Voura.

Selain itu juga diselenggarakan pameran produk unggulan daerah yang akan dilaksanakan pada tanggal yang sama di Manado Town Square.

Pameran produk unggulan daerah 2018 menampilkan berbagai produk unggulan dari berbagai daerah di Indonesia, meliputi produk fesyen, batik, tenun, bordir, aneka kerajinan, aksesoris, perhiasan, makanan minuman olahan, komoditas pertanian, perkebunan, kelautan, perikanan, dan juga informasi pariwisata nusantara.

Diharapkan, para wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang hadir juga bisa menikmati keindahan alam bawah laut Bunaken. Selain itu, bisa menyambangi Danau Tondano, Pulau Siladen, dan Taman Nasional Tangkoko.

Manado juga bisa membanggakan seni kulinernya yang juga makin dikenal, sebut saja ayam woku belanga, cakalang fufu, bubut tinutuan, dan ayam rica-rica yang akan memanjakan lidah pengunjung festival.

Daya pikat dan potensi tersebut membuat banyak investor yang mendatangi Manado dan menanamkan modalnya untuk perkembangan Manado.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Ateng Hartono mengatakan wisman yang berkunjung ke Provinsi Sulut semester pertama tahun 2018 mencapai 59.125 orang dan masih didominasi oleh warga China.

Perkembangan wisman secara kumalatif Januari sampai Juni 2018 mencapai 59.125 orang. Angka ini meningkat dibandingkan jumlah wisatawan mancanegara pada kurun waktu yang sama tahun 2017 yang hanya 34.173 Orang.

Wisman yang datang, kebanyakan adalah warga China yaitu sebanyak 8.843 orang (87,49 persen), diikuti oleh warga Singapura 197 orang (1,95 persen), Amerika 147 orang (1,45 persen), dan Australia 112 orang (1,11 persen).

Urutan berikutnya adalah wisataan adal Jerman 104 orang (1,03 persen), Hongkong 74 orang (0,73 persen), Inggris 68 orang (0,67 persen), Malaysia 55 orang (0,54 persen), Belanda 52 orang (0,51 persen), Jepang 41 orang (0,41 persen).

Para wisatawan yang datang ke Sulut melalui bandara Sam Ratulangi pada bulan Juni 2018 tercatat sebanyak 10.107 orang atau meningkat sebesar 7,46 persen bila dibanding kunjungan bulan Mei 2018 yang berjumlah 9.405 Orang.

Dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama tahun sebelumnya Juni 2017 sebanyak 4.678 orang terhadap bulan Juni 2018 meningkat sebesar 116,05 persen.

Semua objek wisata dapat ditingkatkan lagi, sehingga diharapkan dapat mengundang semakin banyak wisman yang berkunjung ke Sulut.

Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan bisa saling bersinergi sehingga sektor pariwisata Sulut makin meningkat.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Samrat Manado Minggus Gandeguai mengatakan wisatawan dari Tiongkok masih terbanyak di antara jumlah turis mancanegara yang berkunjung ke Sulawesi Utara hingga semester pertama tahun 2018.

Menurut data Imigrasi Manado, turis China (Tiongkok) yang masuk melalui Bandara Sam Ratulangi mencapai 59.125.

Dia mengatakan pada semester pertama tahun 2018, turis Tiongkok masih mendominasi dibandingkan turis asing dari negara lain, seperti dari Singapura sebanyak 1.179 dan USA sebanyak 947 orang.

Animo tinggi orang dari Tiongkok semkin berdampak positif pada sektor kepariwisataan Sulut.

Minggus Gandeguai berharap semua pihak bekerja sama untuk memberikan pengalaman yang baik pada turis asig selama di Sulawesi Utara.

Kunjungan wisman ke Sulut, katanya, akan meningkatkan sektor pariwisata dan berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi.

Dampak Ekonomi

Seperti diiungkapkan oleh Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu bahwa kegiatan pemerintah baik domestik maupun mancanegara akan berdampak pada ekonomi daerah.

"Kalau boleh mengusulkan Bunaken harus dikelola Pemda dengan membentuk badan khusus pengelolaan Bunaken yang berorientasi pada Pariwisata dikombinasikan dengan konsep kearifan lokal untuk pemberdayaan masyarakat, Artinya harus berdampak secara ekonomi dengan tidak mengabaikan atau tidak merusak Bunaken, katanya.

"Sekarang ini adalah momentumnya karena Turis China lagi banyak di Manado," kata Ivanry.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulut Jhony Lieke mengatakan jika semua terkelola dengan baik, dengan sendirinya pariwisata di Sulut akan maju pesat, karena "multiply effect" pariwisata banyak sekali.

Geliat pariwisata di Sulut akan bisa dirasakan oleh banyak pihak, masyarakat mendapat pekerjaan, pelaku usaha mendapatkan keuntungan lebih, pembayaran pajak makin tinggi, sehingga ekonomi maju dan rakyat sejahtera. 

Baca juga: Festival Bunaken dimulai hari ini hingga Minggu
Baca juga: Infrastruktur belum memadai jadi kendala investasi di Manado

 

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018