Informasi yang dihimpun menyebutkan, keracunan masal itu berawal ketika warga menyantap hidangan yang dibagikan saat acara syukuran di rumah Misbahudin (Kepala Desa Wangunjaya) yang baru pulang dari tanah suci.
"Sebagian kecil warga mulai merasana gejala keracunan Sabtu (15/9) siang. Namun jumlah yang tidak banyak membuat mereka yang mengalami gejala awal, menganggap hanya mual dan pusing biasa," kata Camat Cugenang, Slamet Riyadi saat dihubungi Minggu.
Namun, Minggu siang jumlah warga yang mengeluhkan hal yang sama bertambah banyak. Jumlahnya mencapai puluhan orang sehingga dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapat pertolongan medis.
"Kami langsung berkordinasi dengan pihak puskesmas dan dinas kesehatan terkait keracunan masal setelah menyatap makanan dari sykuran pulang dari haji itu. Kami sudah mengambil sampel makanan yang disantap warga," katanya.
Dia belum tahu secara pasti dari makanan mana yang menyebabkan warga keracunan, namun sampel makanan sudah dibawa untuk diuji laboratorium.
"Kami masih menunggu hasil lab makanan yang mana menjadi penyebab warga keracunan," katanya.
Petugas RSUD Cianjur Malfi Alman mengatakan jumlah korban keracunan yang masuk ke RSUD sebanyak 34 orang, 15 laki-laki, 15 perempuan dan 4 balita.
Sebagian besar korban mengeluhkan pusing, mual dan lemas. Pihaknya langsung memberikan penanganan agar korban yang mengalami dehidrasi berat itu, segera membaik.
"Sebagian besar sudah mulai membaik setelah diinfus dan diberi obat. Hingga malam ini, jumlah warga yang dirawat di RSUD Cianjur, 30 orang. Sedangkan empat orang diantaranya sudah diperbolehkan pulang," katanya.
Baca juga: Terjadi lagi, puluhan orang keracunan keong di Sukabumi
Baca juga: Korban keracunan tutut di Sukabumi bertambah jadi 52 orang
Baca juga: Jumlah korban keracunan makanan di Jepara bertambah
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018