Antara pada Rabu berkesempatan mencicipi kaledo yang disajikan di rumah makan "Kaledo Mutiara" di Jalan Layana Indah, Kecamatan Mantikolore.
Tak perlu menunggu waktu lama untuk menikmati kaledo sejak kita memesannya. Kaki lembu rebus dalam mangkuk yang disirami kuah bening segera diantar ke meja pemesan. Seketika harum kaldu dari tulang lembu menyeruak.
Sepintas penampilan dan rasa hidangan tersebut tak beda dengan sop sum-sum. Bedanya daging lembunya tidak dibumbui apa pun. Kuahnya lebih bening dan rasanya lebih sederhana.
Campuran bawang, garam, dan jeruk nipis membuat kuahnya terasa segar dan nikmat jika disantap dengan daging lembu.
Jika merasa kurang asin atau asam, di atas meja juga disediakan garam dan potongan jeruk nipis, tak lupa pula semangkuk cabai bagi anda yang suka pedas.
Ada satu lagi yang membuat masakan ini menjadi berbeda dengan sop sum-sum, kaledo dinikmati dengan singkong rebus. Singkong direbus hingga empuk tanpa bumbu apa pun.
Mungkin bagi pelancong yang tidak mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok akan terasa aneh, namun setelah dicicipi, singkong tawar itu terasa pas dengan kuah dan daging lembu.
Jika tidak suka singkong jangan khawatir, rumah makan biasanya memberikan pilihan lain yakni nasi. Kalau daging sudah habis dilahap, jangan buru-buru selesai dulu, masih ada sum-sum yang bisa dinikmati di dalam tulang kaki tersebut.
Untuk satu porsi kaledo dibandrol dengan tarif Rp65 ribu. Salah satu pekerja di rumah makan tersebut, Ulfa Yanti, mengatakan rumah makan ini memasak 10 kaki lembu setiap harinya.
"Orang-orang banyak datang ke sini untuk makan siang, kalau sudah sore sudah sedikit," kata dia.
Rumah makan Kaledo Mutiara hanya buka dari pukul 10.00 WIT hingga 17.00 WIT.
Baca juga: Putri Pariwisata Indonesia Terkesan Kaledo
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018