Surabaya (ANTARA News) - Kota Surabaya, Jawa Timur meraih penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) RI dalam Top 99 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) atas tiga inovasi layanan publik yang diterapkan di Pemkot setempat.Tujuan akhir dari semua inovasi ini adalah warga Surabaya sejahtera
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di Surabaya, Kamis, mengatakan tujuan awal berbagai inovasi itu bukan untuk meraih penghargaan, melainkan untuk mempermudah layanan masyarakat.
"Tujuan akhir dari semua inovasi ini adalah warga Surabaya sejahtera," kata Risma.
Penghargaan tersebut diberikan Menteri PAN-RB, Syafruddin kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di acara penganugerahan Top 99 Sonovik yang digelar di Surabaya, Rabu (19/9) malam.
Adapun kompetisi penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 ini diikuti oleh Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan rincian, 16 kementerian, 20 lembaga, 18 provinsi, 16 kota, dan 39 kabupaten.
Menurut dia, kesuksesan Pemkot Surabaya dalam melayani publik karena menerapkan sistem pembangunan pembangunan berkelanjutan. Baginya, pembangunan berkelanjutan itu sangatlah penting agar mampu mendongkrak sistem pelayanan publik.
"Jadi bukan hanya dapat penghargaan lalu selesai, tidak seperti itu," katanya.
Adapun tiga inovasi pelayanan publik di Surabaya yang mendapat penghargaan, yakni pertama inovasi "6 in 1" meliputi akta lahir, kematian, perkawinan, perceraian, surat pindah datang dan pindah ke luar secara daring.
Kedua, inovasi Tahu Panas (tidak takut kehujanan dan tidak takut kepanasan) yang merupakan kegiatan perbaikan rumah tidak layak huni melalui program rehabilitasi sosial daerah kumuh.
Ketiga, inovasi Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda.
Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara, Syafruddin sebelumnya mengatakan pelayanan publik yang ada di Indonesia sudah berjalan baik, hanya saja kurang terekspos.
Oleh karena itu, dia berharap acara ini dapat menjadi cerminan bagi negara-negara internasional lainnya. "Jangan selalu kita berkaca keluar, tapi orang luar harus berkaca kepada kita," tandasnya.
Syafruddin juga mengatakan para penerima penghargaan akan kembali dilombakan untuk menjadi 40 terbaik dan diumumkan pada November 2018.
"Nanti akan diseleksi lagi, pada 2018 akan berujung 40 yang terbaik bersamaan saat acara International Public Service Forum di Jakarta," ujarnya.
Ke depan, Syafruddin berharap dengan agenda penghargaan yang dimulai sejak 2014 ini dapat menjadi ajang transfer dan pengalaman antarinstansi daerah. Mal pelayan publik seperti yang ada di Surabaya juga diharapkan bisa diterapkan di daerah lain di Indonesia.
"Semoga semakin semangat dan bermotivasi dalam melayani masyarakat," katanya.
Baca juga: Surabaya jadi percontohan konsep mal pelayanan publik
Baca juga: Menpan puji pelayanan publik di Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018