Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa, Hurip Danu Ismadi, Kamis, mengatakan berdasarkan teknologi terkini dan data Badan Bahasa Kemendikbud RI, sekitar 25 juta orang telah mengakses KBBI daring, karena penggunaan KBBI daring dinilai lebih mudah daripada versi cetak.
"Versi cetak ini memiliki ketebalan sekitar 20 cm, dengan berat sekitar 3 kilogram dan jumlah halaman yang mencapai 2.014, sehingga kalau membawa kamus itu kemana-mana punggung kita bisa sakit," kata Hurip Danu dalam kegiatan Diseminasi Pedoman Acuan Kemahiran Berbahasa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Jawa Timur.
Ia mengatakan, khusus aplikasi KBBI, selain mudah digunakan, aplikasi ini juga terdapat fitur bahasa asli dari berbagai daerah di Indonesia. Bukan hanya mampu mencari arti sebuah kata dari bahasa daerah, aplikasi ini juga memungkinkan memberikan tanggapan secara interaktif.
"Kamus interaktif bisa diakses dan bisa memberikan akses terhadap penambahan kosa kata di KBBI kita. Ini gratis, bisa diunduh kapan saja," tuturnya.
Menyinggung upaya Badan Bahasa meningkatkan kemahiran berbahasa indonesia di lingkungan masyarakat, Hurip Danu mengatakan telah mengembangkan berbagai pedoman sesuai yang terkandung dalam UU No. 24 yang memuat empat amanah utama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Empat amanah tersebut, adalah pengembangan bahasa dan sastra, pembinaan bahasa dan sastra, perlindungan bahasa dan sastra daerah, dan menjadikan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa internasional.
Untuk mengembangkan bahasa indonesia seiring perkembangan zaman, Badan Bahasa saat ini telah membuat dua alternatif dalam mengakses Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), yaitu online dan offline. Untuk online dapat diakses melalui laman dan aplikasi KBBI, sementara offline dapat menggunakan KBBI versi cetak.
Senada dengan Hurip Danu, Rektor UMM Fauzan menyampaikan perkembangan bahasa tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Keberadaan bahasa juga tidak bisa disembunyikan dari derasnya arus globalisasi.
"Bahasa memang tidak bisa berada dalam ruang yang tertutup. Bahasa menjadi bagian yang kena dan mengenai perkembangan teknologi di dunia ini, apapun bentuknya," paparnya.
Sementara itu, Fajar, salah seorang peserta yang juga duta bahasa di salah satu kampus negeri itu menyampaikan apresiasinya pada acara ini.
Ia mengungkapkan, dewasa ini sosialisasi bahasa indonesia penting bagi anak muda yang lebih menyukai penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari.
"Masyarakat Indonesia sekarang kurang peka dan bangga terhadap bahasa sendiri. Mereka cenderung menggunakan bahasa asing dalam kesehariannya. Saya berpesan pada teman-teman untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar di media sosial, saat presentasi, dan di semua kegiatan yang kita lakukan," ucapnya.
Kegiatan diseminasi tersebut terselenggara atas kerja sama dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM dengan Badan Bahasa Kemendikbud RI dengan peserta dari kalangan mahasiswa, guru, dosen, duta bahasa, serta para pegiat bahasa.
Dengan mengusung tema Diseminasi Pedoman Acuan Kemahiran Berbahasa, kegiatan ini selain menghadirkan Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa Hurip Danu Ismadi, juga menghadirkan Kepala Sub Bidang Pedoman dan Acuan Badan Bahasa Atikah Sholihah dan Kepala Balai Bahasa Jawa Timur Mustakim.
Baca juga: Kata paling dicari di KBBI daring sepanjang 2017
Baca juga: Bahasa Jawa Tak Lagi Dominasi KBBI 2008
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018