Tiga harimau sumatera turun ke jalan desa

21 September 2018 12:07 WIB
Tiga harimau sumatera turun ke jalan desa
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menata opsetan (awetan) Beruang Madu dan Harimau Sumatera hasil sitaan di arena expo Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) di Blangpadang, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (4/8/2018). BKSDA Aceh memajang berbagai satwa langka dan dilindungi yang telah diawetkan sebagai edukasi kepada masyarakat. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

kami sempat mendokumentasikan beberapa ekor harimau di tengah jalan

Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Tiga ekor harimau sumatera dilaporkan turun ke kawasan jalan Desa Alu Rambot, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.

"Sudah sejak Rabu (19/9) saat melintasi jalan setepak mengambil sawit, kami dihadang dan kami sempat mendokumentasikan beberapa ekor harimau di tengah jalan," kata Kamal, salah seorang warga Nagan Raya yang dihubungi dari Meulaboh, Jumat.

Kamal bersama sejumlah rekannya yang berada dalam truk mengabadikan sejumlah harimau yang nampak jelas bermain di depan mobil mereka saat hendak menuju kebun menjemput bahan baku sawit.

Ketika melihat kawanan harimau sumatera itu,  mereka kemudian menghentikan kendaraan. Mereka tidak berani lagi melanjutkan perjalanan, sedangkan lokasi keberadaan satwa dilindungi undang-undang tersebut hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari permukiman warga.

"Hari ini kami rencananya naik lagi ke sana mengambil mobil, mudah-mudahan sudah tidak ada lagi harimau. Tentunya kami takut sehingga meninggalkan kendaraan di lokasi harimau kemarin (19/9)," katanya.

Binatang itu turun ke jalan diduga karena kawasan hutan habitat mereka terusik oleh aktivitas perusahaan perkebunan sawit yang sedang melakukan peremajaan, ditambah lagi dengan adanya pembukaan lahan baru oleh masyarakat di kawasan hutan.

Informasi dihimpun dari sejumlah masyarakat Desa Alu Rambot dan Desa Krueng Alem, Kecamatan Darul Makmur, warga melihat satwa-satwa itu sudah selama beberapa pekan terakhir. Mereka turun dan bermain di kawasan pegunungan dan kebun sawit.

Malahan masyarakat yang beraktivis menuju kawasan pegunungan sempat berhadap-hadapan dengan beberapa ekor harimau. Akan tetapi, satwa tersebut tidak mengejar dan menakuti masyarakat.

"Kami langsung pulang, karena bila ada harimau itu pertanda. Tidak berani lagi naik sampai menanti ada kabar kalau harimau itu sudah berpindah," kata Adnan, salah seorang warga Krueng Alem.

Baca juga: Polres Mukomuko kembangkan kasus perdagangan kulit harimau sumatera
Baca juga: "Tigerheart" patroli jerat harimau di Bengkulu

 

Pewarta: Anwar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018