Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta jajarannya di Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) untuk memperdalam pasar obligasi pemerintah.Untuk itu, berbagai macam instrumen baru maupun kerangka risiko harus terus ditingkatkan
"Untuk itu, berbagai macam instrumen baru maupun kerangka risiko harus terus ditingkatkan," ujar Sri Mulyani ketika melantik pejabat eselon II dan eselon III di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat malam.
Menkeu terutama mengapresiasi saving bond retail (SBR) 005 yang baru dipasarkan, pemesanan dalam jaringan (online), dan meningkatkan minat masyarakat secara luas termasuk generasi milenial.
Hasil penjualan SBR merupakan potensi besar untuk terus melakukan pendalaman pasar dan menargetkan lebih banyak pembeli dalam negeri untuk memperkuat pasar surat utang yang stabil.
Sri Mulyani juga menilai bahwa DJPPR saat ini merupakan wilayah yang penting karena fokus perhatian masyarakat yang sangat tinggi terkait pembiayaan dan risiko.
Ia berharap pula bahwa dalam lingkungan dinamis yang makin tinggi, DJPPR bisa meningkatkan kemampuan menjaga risiko pembiayaan keuangan negara baik berasal dari surat utang yang beredar dalam negeri, luar negeri, maupun instrumen lainnya.
Sri Mulyani dalam acara pelantikan eselon II dan eselon III melantik jabatan baru bagi 62 aparatur sipil negera di lingkungan Kemenkeu.
Salah satu jajaran Kementerian Keuangan yang dilantik adalah Scenaider Clasein H. Siahaan sebagai Direktur Pinjaman dan Hibah DJPPR. Scenaider sebelumnya menjabat sebagai Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan.
Baca juga: Obligasi SBR004 terjual Rp7,3 triliun, dibeli 21.672 investor
Baca juga: Pemerintah serap dana Rp5,17 triliun dari lelang sukuk
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018