Hong Kong (ANTARA News) - PT Angkasa Pura I diminta berperan aktif dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dunia mengenai pengaturan bandar udara melalui komite-komite di bawah Dewan Bandara Internasional (Airport Council International/ACI).Selain terus progresif dalam mengembangkan bandara, alangkah baiknya AP I juga bisa aktif dalam komite-komite (ACI)
Kepala Bidang Teknik dan Industri ACI Asia Pasifik S.L Wong di Hong Kong, Jumat, meminta AP I untuk turut aktif dalam perundingan di komite-komite dalam badan ACI.
Pengalaman dan pengetahuan AP I sebagai badan yang mengelola 13 bandara di negara dengan pertumbuhan pesat jumlah penumpang pesawat akan melengkapi khazanah dalam penyusunan kebijakan.
"Selain terus progresif dalam mengembangkan bandara, alangkah baiknya AP I juga bisa aktif dalam komite-komite (ACI)," kata Wong saat menerima kunjungan manajemen AP I dan jurnalis dari Indonesia.
Dalam tubuh ACI, terdapat enam komite yakni Keamanan Penerbangan, Keselamatan Operasional, Lingkungan, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, dan Teknologi Informasi.
Wong berharap AP I dapat sebanyak-banyaknya memberikan kontribusi. Keaktifan AP I juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam pengaturan bandara berskala global.
Wong juga mengingatkan mengenai pentingnya penyelenggaraan bandara yang mampu mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Indonesia diharapkan menjadi salah satu negara yang mempu mengembangkan bandara ramah lingkungan.
Untuk menerapkan bandara ramah lingkungan, kata Wong, dapat diupayakan dengan pengurangan emisi karbon dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan dan terbarukan, dan pengelolaan tumbuhan di sekitar bandara.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devi W Suradji mengatakan pihaknya tentu akan menerima peluang untuk berperan aktif di ACI.
Menurutnya, setiap negara dan juga bandara memiliki karateristik yang berbeda dari sisi ekonomi, penumpang dan lingkungan. Indonesia perlu aktif dalam setiap kegiatan internasional agar kepentingan Indonesia juga terakomodasi.
"Kita memiliki sisi demografi yang berbeda namun potensi yang sangat besar. Suara kita harus terdengar saat penentuan kebijakan. Karena jika kebijakan sudah selesai disusun, akan sulit untuk diubah. Maka itu lebih baik aktif di awal," ujar dia.
Devi juga mengamini sorotan Wong tentang pengembangan bandara yang harus mengadposi prinsip ramah lingkungan.
Namun, katanya, perlu diingat karakteristik bandara selalu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Maka itu pengembangan bandara tidak bisa serta merta dan harus menyeluruh.
AP I, kata Devi, sedang membuat Bandara Adi Sumarno Solo sebagai proyek percontohan untuk pengembangan bandara yang memperhatikan aspek lingkungan berdasarkan standar ACI.
Tim dari organisasi bandara itu sudah datang ke Solo pada Agustus 2018 untuk melakukan peninjauan.
"Kami menerima kajian dari mereka apa yang telah kami lakukan, apa yang belum kami lakukan, dan apa juga yang sudah 'advance' (mendahului) telah kami lakukan. Mereka juga mendapat hal-hal baru dari pengembangan ini," ujar Devi.
Baca juga: Kembali, Bandara Bali raih penghargaan terbaik dunia
Baca juga: Bandara Adi Soemarmo, landasan pacunya bakal segera diperpanjang
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018