Margareth datang ke Banyuwangi untuk melihat berbagai peluang pengembangan Smart Kampung di wilayah paling timur Pulau Jawa itu pada Sabtu.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut kedatangannya di Pendopo Sabha Swagata Blambangan. Di pendopo berusia lebih dari 200 tahun itu, mereka berbincang-bincang, antara lain mengenai program yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas desa melalui "Smart Kampung".
"Kami memiliki beragam sumber daya yang bisa dimanfaatkan Banyuwangi. Silakan daerah ini membuat prioritas kebutuhan yang diperlukan bagi pengembangan Smart Kampung tersebut dan kami akan memfasilitasinya," kata Margareth, yang memuji pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kapasitas desa di Banyuwangi.
Pemerintah Amerika Serikat, menurut dia, bisa memfasilitasi pengembangan Smart Kampung dengan dukungan teknologi terkini dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti IBM dam DELL.
Margareth juga menaruh perhatian pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan menawarkan pelaksanaan program pelatihan, antara lain di bidang bahasa, dan peningkatan kapasitas pelaku wisata kuliner.
"Seperti di Kamboja, ada mitra kami mendirikan sekolah kuliner untuk mendukung pariwisata. Bisa berlaku juga di Banyuwangi apabila dibutuhkan," ujarnya
Lembaga AS perwakilan Asia Jhon Wiley & Sons juga telah datang ke Banyuwangi untuk mendukung pengembangan program Smart Kampung.
Bupati Azwar Anas menyebut dukungan dari luar negeri tersebut menambah "amunisi" Banyuwangi untuk mempercepat kemajuan desa.
"Ini adalah kolaborasi positif. Dan hari ini, paradigma kami adalah kemajuan daerah hanya bisa dicapai dengan kolaborasi," ujarnya.
Smart Kampung adalah program pengembangan desa yang digagas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa.
Dalam program ini, setiap desa didesain memiliki kerangka program terintegrasi yang memadukan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi berbasis serat optik dengan kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, layanan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.
"Bukan sekadar tergantung pada transformasi teknologi, tapi yang lebih penting adalah upaya mendorong pengembangan kampung-kampung menjadi lebih baik," kata Anas.
Smart Kampung, kata Anas, telah membuat desa secara bertahap menjadi sentra pelayanan publik yang bisa diandalkan.
Sejak diluncurkan pada Mei 2016 sampai kini telah ada 170 desa yang teraliri internet berbasis serat optik dari total 189 desa di Banyuwangi.
Baca juga:
Banyuwangi dorong pengembangan desa wisata gantikan pembangunan hotel
Pariwisata Banyuwangi dikenalkan ke Amerika
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018