"`Gawe` (hajatan, red.) ini sebenarnya hanya sekelas ekshibisi, bukan kontes atau lomba. Namun di luar dugaan, minat peserta, baik dari dalam maupun luar negeri sangat besar," kata kurator pameran kartun "Borobudur Cartoonists Forum 2018" bertajuk "Abad Visual" itu Darminto M. Sudarmo di Borobudur, Sabtu.
Jumlah total karya kartun yang masuk panitia sekitar 250 karya berasal dari 114 kartunis. Setelah disimak oleh tim, sekitar 170 kartun karya 90-an kartunis dipamerkan. Mereka berasal dari sekitar 23 negara, seperti Aljazair, Azerbaijan, Bahrain, Brazil, China, Filipina, India, Indonesia, Irak, Kuba, Makedonia, Malaysia, Maroko, Mesir, Montenegro, Prancis, Rumania, Rusia, Serbia, Suriah, Turki, Ukraina, dan Uzbekistan.
Ia menyebut kartun yang bagus dipastikan ada isinya yang bisa membuat penonton tersenyum, ketawa, kesal atau bahkan berpikir.
"Isi itu diperoleh kartunis dari sejumlah pencarian, segunung perenungan, dari membaca dan melihat keadaan sekitar, lingkungan rumah, lingkungan kerja, pusat belanja, bahkan semua yang ada di jagat raya ini dapat memengaruhi atau menginspirasi lahirnya gagasan seorang kartunis," kata dia.
Ia mengatakan menikmati kartun, khususnya kartun lelucon, memerlukan wawasan penikmatnya yang memadai agar terhubung dengan gagasan kartunis yang tertuang dalam karyanya.
Karya kartun, ujar Darminto yang juga pengamat humor itu, meskipun hanya satu kotak (ada yang beberapa kotak) dapat berkomunikasi secara tuntas dengan penikmatnya.
Ia mengemukakan tidak sembarang orang bisa membuat kartun yang bagus, demikian pula tidak sembarang orang bisa menikmati kartun bagus.
"Semua terkait dengan nalar dan kecerdasan. Terkait dengan kekayaan wawasan dan pengetahuan," kata Darminto yang juga salah satu pendiri Amarusa Parama (Ampara), penyelenggara "Borobudur Cartoonists Forum". Pendiri lainnya adalah Lukas Luwarso, Y.H. Setyo Raharjo, Itok Isdianto, Nur Hidayat, Daries Sutomo, Pramono R. Pramoedjo, dan Tri Agus Siswowihardjo.
Ketua Panitia "Borobudur Cartoonists Forum 2018" Lukas Luwarso mengatakan para kartunis dari luar negeri mengirimkan karya mereka kepada panitia untuk ikut dalam pameran tersebut.
Para kartunis dari luar negeri itu, antara lain Silvano Mello (Brazil), Hou Xiaoqiang (China), Kamel Berani (Aljazair), Seyran Caferli (Azerbaijan), Ali Khalil (Bahrain), Bern Fabro (Filipina), Tvg Menon (India), Qasim Qapalan (Irak), Keti Radevska (Makedonia), Gayour Marli (Malaysia), Omar Saddek Mostafa (Mesir), Vjekoslov Bojat (Montenegro), Belom Jean-Loc (Prancis), Victor-Eugoen Mihai (Romania), Mileta Miloradovic (Serbia), Raed Khalil (Suriah), Roberto Castillo Rodriquez (Kuba), Askin Ayrancioglu (Turki), Alexander Dubovsky (Ukraina), dan Makhmud Eshonqulov (Uzbekistan).
Kartunis dari berbagai kota di Indonesia yang ikut dalam pameran tersebut, antara lain Jitet Koestana, Soeprie Ketjil, Aan Adi Jaya, Budi Santoso Budeks, Danny Yustiniadi, Fitriyadi, Hang Ws., I Wayan Nuriarta, Jadud Soemarno, Imam Yunni, Joen Yunus, Khoiril Mawah, M. Hadi Santoso, Partono, Totok Haryanto, Wahyu Siswanto, dan Zaenal Cartoonist.
Sekitar 100 kartunis dari berbagai kota di Indonesia menggelar pertemuan bernama "Borobudur Cartoonists Forum" dipusatkan di "Bumayasasta Boutique Art Gallery" sekitar 600 meter timur Candi Borobudur, Desa Wanurejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah selama 22-23 September 2018.
Rangkaian kegiatan itu, antara lain seminar "Kartun dan Strategi Kebudayaan" dengan narasumber budayawan Erros Djarot dan penanggap Heri Dono, diskusi "Kartun dan Industri Animasi" dengan pembicara Agung Wijanarko (Amikom) dan Susilo Dwi Murwanto (Funymation Studio), lokakarya kartun, dan lomba kartun "on the spot".
Baca juga: 100 kartunis Indonesia bertemu di Borobudur
Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018