Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution didampingi oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan meresmikan jurusan kopi di SMK PPN Tanjung Sari pada Senin.
Darmin mengatakan implementasi proyek percontohan jurusan kopi di sekolah menengah kejuruan itu merupakan bagian dari peta jalan kebijakan pengembangan vokasi di Indonesia tahun 2017-2025, selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.
Ia melihat SMK PPN Tanjung Sari memiliki dasar dan kualitas dalam pengelolaan kopi sejak zaman Belanda, karena sekolah itu sudah ada dari tahun 1914.
"Ironis kalau Indonesia tidak punya sekolah kopi yang komprehensif dari hulu sampai hilir. Oleh sebab itu kami memberanikan diri dan atas izin Mendikbud untuk melakukan `pilot project` sekolah kopi di SMK PPN ini," katanya.
Darmin mengatakan industri kopi terbesar di dunia lahir di Indonesia, tepatnya di Jawa Barat yang dikenal dengan produksi kopi Gunung Malabar. Pada masa lalu kopi Malabar dibawa ke Belanda kemudian disebar di daratan Amerika Latin.
"Seharusnya industri kopi kita lebih berkembang dan maju dari mereka," ujarnya.
Setelah proyek percontohan jurusan kopi di sekolah menengah kejuruan itu, ia menjelaskan, mulai awal 2019 pemerintah akan memperbanyak SMK yang memiliki jurusan kopi sehingga minimal ada satu sekolah di tiap kota.
"Jadi ini adalah upaya kita mempersiapkan percontohan untuk diperbanyak di tahun depan. Anggaran sudah disiapkan di APBN untuk diterapkan di seluruh Indonesia," katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sepakat program keahlian di SMK harus relevan dengan perkembangan saat ini.
"Saya setuju SMK harus relevan dengan ekonomi baru, sekarang lagi tren di seluruh dunia adalah ekonomi kopi," kata Gubernur yang akrab disapa Emil itu.
Sebagai daerah penghasil kopi terbaik di dunia, ia mengatakan, Jawa Barat harus memiliki sumber daya manusia andal di bidang industri kopi.
Pemerintah Jawa Barat berencana membuka jurusan kopi di sekolah-sekolah menengah kejuruan yang ada di seluruh wilayahnya.
"Masa Jabar tidak melahirkan lulusan-lulusan yang ahli tentang industri kopi. Jadi saya dukung dan akan masif kan di seluruh Jabar program ini," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa upaya-upaya untuk menjadikan Jawa Barat sebagai produsen kopi terbesar di dunia sudah dilakukan sejak tahun 2014, antara lain melalui pembagian 10 juta benih kopi unggulan bersertifikat kepada petani dan penyaluran satu juta pohon kopi kepada 61 kelompok tani di enam kabupaten.
Selanjutnya, menurut dia, pada 2015 dan 2016 dilakukan penyaluran empat juta benih kopi dan pada 2017 dibagikan lima juta benih kopi.
"Lima tahun kedepan, yaitu 2018-2023, direncanakan akan kembali mendistribusikan 23,5 juta (benih) kopi, disebar ke seluruh Jabar," kata Emil.
Baca juga:
Jabar pasarkan kopi dan teh ke Inggris
Enam jenis kopi Jawa Barat raih penghargaan di Amerika Serikat
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018