"Sekarang kekhawatiran soal efek samping kontrasepsi yang beredar di masyarakat telah berkurang," kata Dokter Andon Hestiantoro, dokter spesialis kandungan RSCM dalam jumpa pers yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Kontrasepsi Dunia pada 26 September di Jakarta, Selasa.
Dalam suatu pil KB terdapat kandungan baik hormon estrogen maupun progesteron sintetik. Estrogen yang digunakan biasanya adalah ethinyl estradiol. Namun kini sudah dibatasi.
Senada dengan yang disebutkan dokter, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi juga menyepakati bahwa kini alat kontrasepsi mampu mengendalikan kelahiran dengan efek samping yang rendah.
Emi menambahkan dengan menggunakan kontrasepsi maka para wanita bisa mengatur kehamilan sehingga kualitas hidup dan tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.
Ia mengatakan bahwa sebelum menggunakan alat kontrasepsi tertentu, maka bidan bisa memberikan penjelasan dan konseling tentang efek samping yang mungkin ditimbulkan sehingga sang ibu tidak usah khawatir.
"Banyak bidan yang sudah berkualifikasi yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, karena itu para ibu terutama di pedesaan bisa memanfaatkan para bidan tersebut" ujar Emi.
Emi menegaskan penggunaan kontrasepsi bisa mengurangi depresi pada seorang ibu yang sudah memiliki rencana bagi bayi-bayi mereka.
Baca juga: Kegagalan KB di daerah terpencil 90 persen
Baca juga: BKKBN: Kampung KB solusi menekan pertumbuhan penduduk
Pewarta: Fatima/Arnaz Firman
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018