Cirebon (ANTARA News) - Woman Crisis Center (WCC) Mawar Balqis mencatat kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Cirebon, Jawa Barat, masih tergolong tinggi, di mana pada hingga September 2018 ini ada 58 kasus.Terlebih lagi, korban kekerasan yang kita tangani ini mayoritas kalangan masyarakat menengah bawah.
"Dari Januari hingga September 2018, kita menangani sebanyak 58 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Manager Program WCC Mawar Balqis, Sa`adah, di Cirebon, Selasa.
"Di mana untuk 20 kasus kategori kekerasan seksual dan saat ini sudah diproses secara hukum," ujarnya.
Sedangkan, pada 2017 kekerasan perempuan dan anak tercatat sebanyak 141 kasus. Dari ratusan kasus yang ditangani WCC Mawar Balqis mayoritas dialami oleh anak-anak hingga remaja.
"Usia terbanyak itu 11 tahun, ada juga yang berusia lima tahun," katanya.
Sa`adah mengatakan para pelaku kekerasan terhadap perempuan itu mayoritas dilakukan oleh orang terdekatnya, seperti ayah, paman, pengasuh dan tetangga korban.
Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan terjadi karena minimnya informasi tentang kesehatan reproduksi, khususnya pada kalangan remaja.
Kendala dalam penangananya itu karena masih banyak masyarakat yang belum berani melapor ke ranah hukum, mereka beralasan malu dan repot.
"Terlebih lagi, korban kekerasan yang kita tangani ini mayoritas kalangan masyarakat menengah bawah," kata Sa`adah.
WCC Mawar Balqis bersama jaringan Cirebon untuk kemanusian dan forum pengadaan layanan saat ini sedang mendesak pemerintah untuk mengesahkan Rencana Undang-undang (RUU) penghapusan kekerasan seksual.
Selain itu, mendorong Pemkab Cirebon untuk membuat Peraturan Bupati dalam tindak lanjut pengesahan Perda Nomor 1/2018 tentang perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak.*
Baca juga: Pandu divonis 12 tahun penjara
Baca juga: Yohana : hapus kekerasan anak di sekolah
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018