Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar (kurs) rupiah berpeluang lanjukan pelemahan di tengah posisi dolar AS yang makin menguat, setelah Jumat pagi rupiah ditransaksikan antarbank turun 15 poin menjadi Rp14.915 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.900 per dolar AS."Kenaikan tingkat suku bunga oleh The Fed kembali mendorong penguatan dolar AS"
"Kenaikan tingkat suku bunga oleh The Fed kembali mendorong penguatan dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat.
Selain itu, lanjut dia, penguatan dolar AS juga dipicu oleh ketidakpastian politik di Italia terkait kebijakan defisit fiskal yang akan diambil oleh Italia.
"Situasi itu menambah sentimen penguatan bagi dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah," katanya.
Ia memproyeksikan, rupiah kemungkinan bergerak melemah di kisaran level Rp14.910-Rp14.950 per dolar AS pada akhir pekan ini (Jumat, 28/9).
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan data ekonomi Amerika Serikat yang optimis serta sinyal The Fed untuk kembali menaikan suku bunganya nanti kembali menjadi sentimen positif mata uang AS.
"Pergerakan rupiah untuk sementara berpeluang kembali melanjutkan pelemahannya seiring masih adanya sentimen positif bagi dolar AS," katanya.
Baca juga: Rupiah kembali melemah jadi Rp14.915
Baca juga: Kurs dolar AS makin menguat, dekati angka tertinggi
Baca juga: Kurs dolar makin kokoh, diperdagangkan 113 yen di Tokyo
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018