• Beranda
  • Berita
  • Kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali baru satu persen

Kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali baru satu persen

28 September 2018 16:00 WIB
Kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali baru satu persen
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berharap Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang baru saja rampung dibangun dapat dikunjungi tidak kurang dari dua juta wisatawan pertahunnya. (Hanni Sofia)
Nusa Dua (ANTARA News) - Konsulat Jenderal China di Denpasar, Bali, mendorong peningkatan kunjungan wisatawan dari negara itu ke Bali karena dari sekitar 130 juta warga Tiongkok yang berwisata keluar negeri, baru sekitar satu persen yang mengunjungi Pulau Dewata.

"Kita harus melakukan sesuatu agar Pulau Bali yang begitu indah ini bisa mendapatkan lebih banyak turis China," kata Konsul Jenderal China Gou Haodong di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, promosi lebih gencar perlu dilakukan karena sebagian turis dari China juga belum banyak mengetahui tujuan/destinasi di Bali yang juga tidak kalah menarik, di antaranya Klungkung, Karangasem dan Buleleng.

Begitu juga tujuan/destinasi tetangga Bali di antaranya Pulau Komodo dan Lombok, juga belum begitu banyak disinggahi turis dari negeri dengan ikon Panda itu.

Baca juga: Indonesia masuk 10 besar tujuan wisatawan China

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan dari China tahun 2017 mencapai 1,38 juta orang atau 24,3 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 5,6 juta orang.

Jumlah kunjungan wisatawan China tahun 2017 itu melonjak 39,8 persen jika dibandingkan tahun 2016 yang hampir mencapai satu juta orang.

Untuk periode Januari-Juli 2018, BPS mencatat sebanyak 825.000 orang turis China berkunjung ke Bali atau sekitar 23,7 persen dari total keseluruhan wisatawan mancanegara yang mencapai 3,48 juta orang.

Pada Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-69 Republik Rakyat Tiongkok di Nusa Dua, Kamis (27/9) malam, Gou Haodong mengatakan minat wisatawan dari negaranya berwisata keluar negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Hal itu, kata diplomat senior itu, tidak terlepas dari kemampuan ekonomi masyarakat setempat yang melesat jika dibandingkan dengan tahun 1978. Masyarakat China saat itu hampir 90 persen berada di bawah garis kemiskinan.

"Saat ini, masyarakat Tiongkok yang hidup di bawah garis kemiskinan sudah turun di bawah empat persen," ucapnya.

Selain mendongkrak peluang ekonomi dari sektor pariwisata, Gou mengungkapkan peningkatan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata juga diharapkan mendorong hubungan antarbangsa yang lebih erat.

Senada dengan Gou, Gubernur Bali I Wayan Koster yang turut hadir dalam peringatan itu mengatakan salah satu daya tarik Pulau Dewata bagi turis China adalah akulturasi budaya yang sudah terjalin ratusan tahun.

Ia menyebutkan beberapa bentuk akulturasi budaya itu di antaranya tempat peribadatan yang berdampingan, tradisi pemanfaatan uang kepeng hingga seni tari baris dan barong "landung" yang juga banyak mendapat pengaruh dari China.

"Saya berharap wisatawan Tiongkok semakin meningkat dan lebih berkualitas ke Bali untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali," kata Koster dalam sambutannya.

Koster juga mengharapkan adanya kemitraan strategis dengan Pemerintah China untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Bali baik sektor darat, laut dan udara.

"Saya berharap ada kemitraan strategis sejalan dengan Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia," ucapnya.

Peringatan HUT Ke-69 China dihadiri mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi istri, Ayu Pastika, perwakilan konsulat jenderal sejumlah negara di Bali, wisatawan China dan warga keturunan Tionghoa.

Baca juga: Sebanyak 71,3 juta wisatawan China plesiran ke mancanegara

Baca juga: Turis China habiskan 429 miliar dolar untuk wisata ke luar negeri


 

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018