Korban yang masih hidup terjebak berdampingan dengan almarhum ibunya bernama Risni yang meninggal dunia. Korban masih bertahan selama dua hari terjebak di dalam kubangan air sejak kejadian gempa pada Jumat, 28 September 2018.
Saat ini Basarnas berusaha menyelamatkan korban tersebut untuk dikeluarkan dari kubangan yang menutup sebagian tubuhnya dan juga ibunya. Kubangan air tersebut berasal dari PDAM yang bocor sehingga menutupi badannya.
"Anak ku sempat minta tolong, waktu kejadian saya disamping rumah saat gempa saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," tutur Yusuf suami dari korban.
Anaknya sempat bertahan dua hari terjebak tertanam setengah badan karena terus diberikan makan dan minum oleh pihak keluarga. Anak perempuan yang duduk di bangku SMA ini masih bertahan namun terlihat sangat lemah dan letih tetapi tetap bertahan hidup.
Lokasi tersebut merupakan satu kelurahan dengan ratusan rumah rata dengan tanah hingga rubuh dan terjadi tanah longsor. Bau bangkai mulai menyengat di lokasi, bahkan menurut warga masih banyak mayat yang terjebak di dalam rumah belum dievakuasi.
Rahmat, salah satu warga sekitar Perumnas Bala Roa, mengaku gempa ini meluluhlantahkan satu kelurahan, ratusan rumah rusak berat, dan menyebabkan tanah longsor. Sejumlah warga juga terlihat berusaha mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.
Ratusan rumah di sekitar lokasi juga terbakar bahkan diduga masih banyak mayat belum dievakuasi tim penyelamat, karena sulitnya akses masuk.
Hingga saat ini kondisi di lokasi masih belum kondusif, warga masih memilih beraktivitas di luar rumah dan di lapangan terbuka, mengingat masih terjadi gentaran-getaran yang membuat warga masih shok.
Tim Basarnas pagi ini melakukan upaya evakuasi di tiga titik yakni di Perumnas Bala Roa, Hotel Roa-roa dan pahat perbelanjaan mal Ramayana.
Baca juga: Bandara Palu dibuka untuk penerbangan komersial
Baca juga: Kemenkes kirim tenaga kesehatan bantu korban gempa Palu
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018