"Tujuh orang lansia dan selebihnya adalah anak-anak, ibu hamil dan perempuan," kata Koordinator Pemulihan Trauma AKBP Wati Mulking di Posko Pengungsian Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Para pengungsi itu datang menyusul sekitar 200 orang yang pada Minggu (30/9) malam tiba di Makassar untuk mengungsi.
Wati mengatakan di antara pengungsi yang tiba di Makassar malam ini ada satu orang yang mengalami luka bakar sehingga langsung dibawa ke Rumah Sakir DR Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Selain itu ada dua pengungsi yang sedang hamil sembilan bulan dan membutuhkan perawatan khusus menjelang persalinan.
Fatma, salah satu pengungsi, mengatakan penerbangan dengan pesawat Herkules ke Makassar malam ini memang diprioritaskan untuk warga lansia, perempuan dan anak-anak.
"Dari informasi yang kami peroleh sebelum pemberangkatan, bagi yang kondisinya masih lumayan kuat dan sebagian besar laki-laki, akan diberangkatkan ke Makassar melalui jalur kapal laut yang disiapkan TNI Angkatan Laut," katanya.
Persediaan makanan untuk pengungsi di Asrama Haji Sudiang sangat memadai. Bantuan logistik berupa pakaian orang dewasa dan anak-anak pun terus berdatangan hingga menjelang tengah malam.
Petugas Perintis Taruna Siaga Bencana Indonesia Sahruddin mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Pelindo IV untuk mengapalkan bantuan ke daerah terdampak bencana di Donggala dan Palu.
Bantuan logistik dijadwalkan dikirim 4 - 5 Oktober 2018. Sementara pengapalan logistik melalui KRI-Makassar via Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, sudah dilakukan pada Minggu (30/9) malam.
Baca juga: Jumlah pengungsi korban gempa capai 59.450 orang
Baca juga: Pengungsi di Palu butuh makanan
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018