Palu (ANTARA News) - Sebanyak empat jenazah korban gempa Palu yang ditemukan di lokasi terparah di Kelurahan Balaroa hangus terbakar sehingga menyisahkan tulang belulangMereka terbakar karena saat kejadian itu, rumah mereka juga ikut terbakar dan sebagian tertimbun
Empat jenazah pada Selasa sore itu terbungkus kaku dalam kantong jenazah dan belum dievakuasi ke rumah sakit.
"Mereka terbakar karena saat kejadian itu, rumah mereka juga ikut terbakar dan sebagian tertimbun," kata Idham, saksi mata di lokasi kejadian Kelurahan Balaroa, Selasa.
Baca juga: BNPB: korban gempa-tsunami Sulteng 1.374 meninggal
Kelurahan Balaroa didiami lebih dari 13 ribu jiwa tersebar di 33 RT, 13 RT diantaranya porak poranda dihajar gempa. Diperkirakan jumlah jiwa di titik itu mencapai 5.000 orang. Sejak evakuasi dilakukan dalam dua hari terakhir baru 12 jenazah ditemukan.
"Sebagian sudah ditemukan pihak keluarga dan langsung diambil untuk dimakamkan," kata Lurah Balaroa Rahmansyah.
Rahmansyah mengatakan pascagempa baru satu orang yang datang melapor bahwa tiga keluarganya telah dimakamkan langsung oleh pihak keluarga. "Mungkin banyak lagi yang sudah menemukan jenazah tetapi tidak dilaporkan ke kami," katanya.
Baca juga: Jenazah korban gempa dan tsunami segera dimakamkan
Lokasi kejadian di Balaroa merupakan lokasi terparah dari sejumlah titik kerusakan akibat gempa di Kota Palu.
Lokasi yang sebelumnya berbukit itu hanya dalam waktu sekejap menjadi rata karena seluruh permukaan tanahnya bergerak, berpindah dari satu titik ke titik lainnya.
Seperti longsor, tanah di lokasi ini bergeser dari arah barat ke arah timur. Kondisi ini menyebabkan rumah banyak yang tertimbun.
Pada Jumat (28/9) malam, lokasi ini terang benderang karena sebagian rumah korban gempa terbakar. Api menjalar dari satu rumah ke rumah lainnya sehingga lokasi ini tampak seperti lautan api.
Kebakaran ini tidak dihiraukan warga karena panik dan masing-masing menyelamatkan diri dari tsunami dan mencari tempat aman di ketinggian.
Baca juga: BNPB: Fokus penanganan pada evakuasi dan tolong korban
Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018