Apple dan Google bantu korban gempa Sulteng

3 Oktober 2018 15:46 WIB
Apple dan Google bantu korban gempa Sulteng
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja mengawasi proses evakuasi korban gempa di reruntuhan Hotel Roaroa di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018). Kunjungan tersebut untuk melihat penanganan pascagempa dan tsunami Palu dan Donggala terkait evakuasi, listrik, BBM, logistik, dan penanganan korban luka-luka. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan perusahaan teknologi informasi Apple dan Google masing-masing menyumbangkan bantuan senilai satu juta dolar AS untuk penanganan korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

"Kami sangat terbuka dan bersyukur atas jumlah bantuan yang luar biasa dari berbagai negara seluruh dunia. Dari perusahaan-perusahaan terkemuka, Google menyumbang satu juta AS, Apple satu juta AS, dan masih banyak perusahaan yang menyampaikan bantuannya," kata Thomas dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Thomas menjelaskan banyak perusahaan multinasional terkemuka yang ikut membantu baik dalam bentuk uang maupun donasi lain.

Meski belum bisa menyebutkan jumlah donasi keseluruhan, Thomas mengatakan jumlah donasi sementara saat ini mencapai jutaan dolar AS dan diperkirakan terus bertambah.

"Sumbernya dari perusahaan multinasional terkemuka, seperti Google, Apple, HSBC dan masih banyak lagi. Kami sedang meminta izin untuk boleh mengumumkan kepada publik, identitas mereka dan jumlah yang mereka sumbang," kata Thomas.

Bantuan dari perusahaan multinasional, serta pihak swasta lainnya, tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga obat-obatan, jasa angkut logistik, tenaga ahli medis, tenaga ahli penyelamatan serta kebutuhan sehari-hari.

Menurut Thomas, bantuan-bantuan yang berlimpah tersebut harus dikoordinasikan dan diinventarisasi agar tidak terjadi pemborosan.

Oleh karena itu, BKPM juga akan turut berkoordinasi dengan Satgas Nasional yang diketuai oleh Menko Polhukam untuk mengetahui kebutuhan yang paling diperlukan korban.

"Kami sedang koordinasi dengan Satgas Nasional untuk buat semacam master inventori. Jadi apa-apa yang masih dirasa dibutuhkan, dan memang banyak donatur menanyakan apa yang paling mendesak dibutuhkan sebelum mereka sumbang barang. Ini fungsi koordinasi yang dijalankan BKPM," kata Thomas.

Terlepas dari bencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa Donggala dan Palu, Thomas menambahkan bahwa semua negara anggota IMF, dewan IMF, sangat menunjukkan dukungannya kepada Indonesia dengan menghadiri pertemuan tahunan tersebut.

Baca juga: BNPB: korban meninggal gempa-tsunami Sulteng 1407 orang

Baca juga: BNPB: pengungsi gempa-tsunami Sulteng capai 70.821 orang

Baca juga: Presiden: bantuan asing mulai masuk Sulteng


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018