Kepala Dinas Pertanian Malut, Idham Umasangadji di Ternate, Jumat, mengatakan keenam provinsi itu masuk dalam daerah prioritas pengembangan pala nasional, karena masing-masing memiliki areal perkebunan pala yang luas.
Selain itu, banyak petani di keenam provinsi tersebut yang menjadikan pala sebagai sumber penghasilan serta selama ini memiliki kontribusi besar terhadap perdagangan komoditas pala di Indonesia, baik untuk kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor.
"Pemerintah pusat akan memberikan dukungan penuh dalam pengembangan pala di ke enam provinsi tersebut, baik dari segi perluasan lahan, peningkatan kualitas produksi maupun pemasarannya," katanya.
Keenam provinsi tersebut baru-baru ini melakukan rapat kordinasi di Ternate, untuk membahas program pengembangan pala, di antaranya mengenai program pengembangan pala berbasis kawasan.
Bagi Malut, kata Idham Umasangadji masuknya Malut dalam enam provinsi prioritas pengembangan pala nasional diharapkan dapat mengembalikan kejayaan daerah ini sebagai penghasil rempah seperti pada masa kolonial dahulu.
Para petani pala di daerah ini juga diharapkan akan semakin meningkat penghasilannya, karena nantinya harga pala yang selama ini hanya sekitar Rp60 ribuan per kg untuk biji pala, bisa meningkat di atas Rp80 ribuan.
Ia menambahkan, Pemprov Malut terus pula mengupayakan masuknya investor untuk membangun industri pengolahan pala di Malut, agar selain meningkatkan nilai tambah komoditas itu, juga dapat membuka banyak lapangan kerja.
Baca juga: Permintaan biji pala dari Belanda terus berdatangan
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018