• Beranda
  • Berita
  • BNPB: Sistem kelistrikan Sulteng 75 persen normal

BNPB: Sistem kelistrikan Sulteng 75 persen normal

6 Oktober 2018 18:30 WIB
BNPB: Sistem kelistrikan Sulteng 75 persen normal
Petugas PLN mengganti tiang listrik yang roboh akibat gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018). Pascagempa, PLN mulai melakukan perbaikan guna memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat Sulawesi Tengah. ANTARA FOTO/Akbar Tado/hp.

lima gardu induk (GI) telah dipulihkan oleh PLN dan transmisi Sulawesi selatan, barat dan tengah, sudah beroperasi, ditambah 80 genset yang juga sudah beroperasi..

Jakarta (Antara News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan infrastruktur seperti listrik, telekomunikasi, jalan, bandara dan suplai BBM di daerag terdampak gempa Sulawesi Tengah, sudah berangsur pulih.

"Saat ini 75 persen sistem kelistrikan di Sulawesi Tengah sudah menyala karena PLTU Mpana sudah beroperasi normal," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam diskusi yang digelar di Lobi Graha BNPB, Jakarta, Sabtu.

Sutopo menjelaskan lima gardu induk (GI) telah dipulihkan oleh PLN dan transmisi Sulawesi selatan, barat dan tengah, sudah beroperasi, ditambah 80 genset yang juga sudah beroperasi.

Selain itu, pasokan BBM ke wilayah terdampak sudah mencapai 75 persen dari kebutuhan dan didukung dengan 17 SPBU yang sudah beroperasi.

Sementara itu, transportasi jalan sekitar Kota Palu sudah tembus 6 km dari sebelumnya yang terputus sepanjang 12 km. Bandara Mutiara Sis Aljufri pun sudah bisa mengoperasikan penerbangan komersial di samping penerbangan perbantuan dari militer dan bantuan asing.

Terkait percepatan pemulihan sistem telekomunikasi, menurut Sutopo sudah mengalami kemajuan cukup banyak. Saat ini, Base Transceiver Station (BTS) operator seluler telah dipulihkan sekitar 60 persen.

Dari data terakhir BNPB pada H+8 ini, tercatat korban meninggal dunia akibat bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai  1.649 jiwa (per 5 September pukul 17.00 WITA).

Jumlah korban itu tersebar di Kabupaten Donggala sebanyak 159 orang, 1.413 di Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 16 orang dan 1 orang di Pasangkayu, Sulawesi Barat.

"Paling banyak korban memang di Palu. Kami melihat itu disebabkan terjangan tsunami, belum terevakuasi semua area tadi. Kita terus berusaha mengevakuasi dan semua jenazah yang ditemukan sudah dimakamkan semua," kata Sutopo.

Korban gempa dan tsunami itu dimakamkan secara massal di TPU Paboyan 628 jenazah, 922 jenazah dimakamkan oleh keluarga sendiri. Sedangkan, seorang jenazah warga Korea Selatan sudah dikremasi sesuai permintaan keluarga dan telah dibawa ke negara asalnya.

Menyangkut kondisi para pengungsi, masih ada sebanyak 62.359 orang yang tersebar di 147 titik. Jumlah ini terjadi penurunan dari sehari sebelumnya karena sebagian sudah kembali ke rumah atau dievakukasi ke luar Sulawesi Tengah.

Pemerintah juga sudah mengevakuasi sejumlah pengungsi, terutama dari Palu menuju luar wilayah Sulteng. Sebanyak 6.157 orang sudah dievakuasi terdiri dari 4.631 orang ke Makassar, 1.173 orang ke Balikpapan, 182 orang ke Jakarta dan 171 orang ke Manado. Pemerintah memfasilitasi evakuasi ini dengan pesawat udara dan kapal laut.

"Sebagian besar mereka adalah para pendatang di Sulteng atau orang asli Sulteng tapi memiliki saudara dan kerabat di daerah itu," kata Sutopo.

Baca juga: Pengadaan listrik dan BBM jadi prioritas di Sulteng
Baca juga: Kementerian ESDM targetkan kelistrikan Sulteng pulih 90 persen pekan depan
Baca juga: Pasokan BBM perlancar BNPB tangani korban Palu-Donggala

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018