Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan proses pencarian dan evakuasi korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah akan dihentikan pada Kamis (11/10).Peraturan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas adalah tujuh hari, saat ini sudah ditambah
Dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, Willem mengatakan keputusan untuk menghentikan pencarian korban pada 11 Oktober sudah dibahas bersama Kepala Basarnas M Syaugie dengan mempertimbangkan kesulitan mengidentifikasi jenazah korban 14 hari setelah bencana.
Kondisi jenazah korban kemungkinan sudah membusuk juga dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit yang bisa membahayakan keselamatan para penyintas di Sulawesi Tengah.
"Kami akan meminta pemerintah daerah untuk berdialog dengan masyarakat. Dialog merupakan salah satu hal yang penting," katanya.
Tentang jumlah korban yang kemungkinan masih terkubur, Willem mengatakan belum ada angka pastinya. Satuan tugas gabungan masih menampung laporan-laporan dari masyarakat, data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta laporan kepala desa mengenai warga yang hilang pascabencana.
"Itu pun masih perlu validasi data, apakah benar saat kejadian bencana yang dilaporkan hilang benar ada di lokasi," jelasnya.
Willem menambahkan bahwa operasi pencarian dan evakuasi sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Peraturan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas adalah tujuh hari, saat ini sudah ditambah," katanya.
Baca juga:
Evakuasi korban ditargetkan selesai 11 Oktober
Butuh enam ekskavator untuk evakuasi korban likuifaksi
Korban meninggal dunia gempa Sulteng 1.944 orang
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018