"Kami datangkan psikolog untuk melakukan assessment dan bila anak-anak masih membutuhkan pendampingan maka psikolognya akan mencari strategi seperti apa membangkitkan semangat anak-anak ini sehingga mereka merasa nyaman dan aman dan bergembira," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise di tenda kelas darurat di Petobo, Palu Selatan, Rabu.
Ia mengatakan Posko Pelayanan Perempuan dan Anak sudah didirikan bekerja sama dengan satuan tugas dan organisasi-organisasi masyarakat untuk memastikan hak-hak mereka terpenuhi.
"Saya lihat di sini sudah ada fasilitasnya, jadi tumbuh kembang anak memang harus diperhatikan, mereka harus tetap bisa bermain dan kreatif," katanya.
Dia juga menekankan perlunya perlindungan khusus bagi anak-anak di tenda-tenda pengungsian untuk memastikan mereka aman sampai kondisi kota pulih.
Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Bidang Situasi Darurat dan Kondisi Khusus Nyimas Aliah mengatakan dalam kondisi bencana seperti ini perempuan dan anak merupakan kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian.
Ia mengatakan perlu pendataan terpilah jumlah perempuan, anak, warga lanjut usia, laki-laki dan penyandang disabilitas untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka dalam keadaan darurat pascabencana.
"Kalau perempuan terkait kebutuhan empat kodratinya, seperti ketika menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Ini semua harus terpenuhi, seperti ibu menyusui dalam kondisi bencana bisa membuat stres maka ASI bisa tidak keluar," kata dia.
Dia juga menekankan perlunya sarana dan prasarana yang ramah perempuan dan anak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama jajarannya sebelumnya mendatang Yayasan Al Kautsar di Donggala Kodi dan tenda kelas darurat di Petobo Kota Palu, membawa bantuan berupa susu ibu hamil, susu ibu menyusui, susu lansia, pembalut hingga pampers lansia.
Baca juga:
Anak-anak pengungsi Petobo jalani pemulihan psikologis
Dompet Dhuafa kerahkan pendamping psikologis untuk korban gempa
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018