Jakarta (ANTARA News) - Kaukus Ekonomi Hijau DPR mendorong pemerintah lebih agresif lagi meningkatkan investasi energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan.Kita harus mendorong investasi besar-besaran di sektor energi baru terbarukan ini untuk masa depan yang menjanjikan
Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI Satya Widya Yudha saat berbicara dalam panel Civil Society Policy Forum pada Annual Meetings IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Kamis mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang masih besar saat ini harus mulai dikurangi dengan mendorong pengembangan EBT sebagai energi masa depan yang lebih bersih dan menjanjikan.
"Pemerintah mesti lebih agresif untuk mengimplementasikan EBT dan juga konservasi energi melalui program-program strategis," kata Satya dalam siaran persnya.
Pembicara lain yang juga tampil dalam forum tersebut adalah Ketua Badan Anggaran DPR RI Aziz Syamsuddin, Jianpeng Wang dari Global China Research Foundation, Meenakshi Lekhi dari India, Guoqing Shi dari Hohai University, dan Yaxiong Cho dari Wuhan University.
"Kita harus realistis, saat ini energi baru dan terbarukan merupakan kebutuhan yang mendesak dan signifikan. Kita harus mendorong investasi besar-besaran di sektor energi baru terbarukan ini untuk masa depan yang menjanjikan," kata Satya, yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR RI.
Anggota Parlemen dari Partai Golkar tersebut menambahkan dalam rangka merealisasikan agenda sustainable development goals (SDGs) nomor tujuh yakni renewable energy dan 13 yaitu climate change, perlu menjadikan energi bersih sebagai basis ekonomi.
Hal ini, lanjutnya, harus diadopsi dalam setiap program-program strategis oleh pemerintah.
"Apabila energi fosil masih diperjualbelikan, butuh ditambahkan externality cost serta carbon tax agar EBT bisa jalan sesuai yang kita harapkan," kata Satya.
Indonesia hingga saat ini masih mengandalkan energi bahan bakar fosil sebagai penopang ekonomi. Padahal, energi fosil diperkirakan akan habis dalam kurun waktu tertentu.
Energi bahan bakar fosil yang menjadi konsumsi utama masyarakat adalah minyak bumi, gas alam serta batubara.
"Saat ini bauran energi primer yang berbasis energi baru dan terbarukan kurang lebih hanya delapan persen. Ini sangat minim sekali, di sisi lain konsumsi energi primer kita semakin meningkat. Karena itu, DPR RI selalu mengingatkan kepada pemerintah untuk konsisten meningkatkan bauran energi primer yang berbasis energi baru dan terbarukan sebagai energi masa depan," ujar Satya.
Baca juga: 2018, pemerintah targetkan investasi EBT sebesar 2,01 miliar dolar
Baca juga: Harga energi terbarukan harus lebih kompetitif
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018