Pada Minggu, sebagian warga Jalan Kancil dan Lembu pulang ke rumah mereka setelah beberapa hari tinggal di pengungsian. Nyonya Sri, warga Jalan Kancil, mengatakan sudah dua hari tidur di rumah berdinding papan yang tidak rusak akibat gempa.
Saat gempa, dia bersama keluarga tiga malam mengungsi ke Bandara Mutiara Palu, lalu pindah mengungsi ke Asrama 711 Raksatama Palu.
"Kebetulan, kami tinggal di belakang asrama itu," kata dia.
Dalam dua hari terakhir ibu enam anak itu telah beraktivitas seperti biasa. Anak-anaknya berjualan nasi kuning untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Nyonya Martha Bubun, yang berdomisili di Jalan Lorong Honda Jaya, juga sudah kembali ke rumah.
"Saya dan keluarga hanya mengungsi dekat dengan rumah. Sudah tiga hari ini tidur di rumah, meski masih ada gempa," kata dia.
Ia mengatakan selama di pengungsian tidak sampai kekurangan makanan. Menurut dia bantuan sempat susah masuk pada hari pertama setelah gempa, namun pada hari ketiga bantuan mulai berdagangan dan selanjutnya penyaluran bantuan lancar.
Meski sudah ada yang kembali ke rumah, sampai sekarang masih banyak warga terdampak gempa di Palu, Donggala dan Sigi yang mengungsi di dalam wilayah Kota Palu maupun ke daerah lain seperti Makassar, Gorontalo, Manado, Balikpapan, dan Jawa.
Selain itu banyak korban gempa yang rumahnya rusak atau bahkan rata dengan tanah akibat gempa yang disusul dengan tsunami dan likuifaksi di daerah tertentu. Apalagi warga daerah terdampak likuifaksi seperti Petobo dan Balaroa yang tempat tinggalnya sudah tak layak dihuni.
Baca juga:
BNPB: jumlah pengungsi mulai menyusut
Pemerintah tanggung biaya rekonstruksi daerah terdampak gempa
Pewarta: Anas Masa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018