Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial akan menyiapkan panduan penyediaan fasilitas umum ramah difabel dengan mengadopsi model terbaik di dunia namun juga tetap memperhatikan kearifan lokal.Pak Gubernur Anies sudah mulai menerapkan, tapi ini kan perlu studi mana yang paling baik, karena kearifan lokal harus tetap ada.
"Kami akan membuat panduan, ada beberapa model, tadi juga disampaikan Pak Gubernur DKI Jakarta," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di sela mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau fasilitas umum untuk penyandang disabilitas di Kompleks Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Selasa.
Mensos mengatakan sudah melihat model terbaik ada di Dubai. Fasilitas umum untuk difabel di Dubai memiliki kode khusus, termasuk insentif kepada pengembang yang menyediakan fasilitas itu.
"Pak Gubernur Anies sudah mulai menerapkan, tapi ini kan perlu studi mana yang paling baik, karena kearifan lokal harus tetap ada," katanya
Namun Agus sepakat dengan Anies bahwa model universal yang dibuat oleh Dubai merupakan model yang bagus.
Menurut dia, perlu juga penyediaan payung hukum yang memaksa pengembang menyediakan fasilitas umum yang ramah difabel.
"Itu yang mau kami mulai sekarang, momen Asian Para Games 2018 ini kan sayang kalau kita gak pergunakan dengan baik," katanya.
Sementara itu mengenai penanganan korban bencana di Sulteng, Agus mengatakan pendataan dilakukan oleh BNPB.
"Untuk tahap awal, sekarang di Palu akan kami bangun hunian sementara atau huntara yang jenisnya adalah barak," katanya.
Menurut dia, pembangunan huntara tidak memerlukan verifikasi data korban bencana.
"Huntara bentuknya barak, 1 barak itu barangkali ada 12 KK, jadi di 1 barak ada dapur , MCK dan sebagainya yang sejauh ini kami sudah punya 1.200 barak," katanya.
Ia menyebutkan di Lombok tidak perlu huntara karena banyak rumah yang masih bisa dibangun dan dihuni kembali.
"Program bantuan hunian tetapnya di sana juga cepat, jadi kami berharap hunian tetap yang tahan gempa bisa selesai dalam waktu 6 bulan," katanya.
Menurut dia, untuk di Sulteng tidak mungkin membangun kembali rumah rumah di lokasi bekas gempa.
"Rumah-rumahnya habis, dan kita harus relokasi, kita gak mungkin membuat kesalahan yang sama," kata Agus Gumiwang.*
Baca juga: Presiden dorong penyediaan fasilitas umum ramah difabel
Pewarta: Agus Salim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018