• Beranda
  • Berita
  • Pendidikan-ketauladanan dinilai kunci mental anti-korupsi

Pendidikan-ketauladanan dinilai kunci mental anti-korupsi

16 Oktober 2018 20:16 WIB
Pendidikan-ketauladanan dinilai kunci mental anti-korupsi
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam menjadi pemateri dalam kegiatan Seminar Nasional dengan tema "Urgensi Menumbuhkan Mental Anti Korupsi" yang diselenggatakan Universitas Islam Malang, Selasa (16/10). (Istimewa)

Korupsi menjadi penyakit kronis yang telah merusak generasi bangsa ....

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam menilai pendidikan nasional dan ketauladanan tokoh menjadi kunci menumbuhkan mental anti-korupsi sehingga keduanya harus disempurnakan.

"Intinya adalah praktek korupsi merusak dan akan mengganggu untuk mewujudkan tugas konstitusional sehingga harus kita berantas," kata Ridwan Hisjam saat Seminar Nasional "Urgensi Menumbuhkan Mental Anti Korupsi" di Universitas Islam Malang, Selasa (16/10).

Menurut Ridwan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Hal itu menurut dia mampu terpenuhinya fungsi dan tujuan pendidikan nasional ini akan secara otomotis menumbuhkan mental anti-korupsi.

"Selain pendidikan, diperlukan juga ketauladanan dari pejabat publik, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, baik pada tatanan birokrasi maupun lingkungan sosial secara umum," ujarnya.

Dia menilai, pendidikan dan ketauladan perlu disempurnakan dengan pemberian apresiasi dan penghargaan kepada warga masyarakat atau pejabat publik, agar menjadi "virus" bagi seluruh warga negara untuk mewujudkan mental anti-korupsi.

Selain itu menurut politisi Partai Golkar itu, keluarga dan lingkungan tempat tinggal harus mampu mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi pembinaan antikorupsi sebagai benteng bagi mereka untuk tidak melakukan perbuatan korupsi.

Ridwan mengatakan dirinya melakukan sosialisasi dari kampus ke kampus sebagai upaya menumbuhkan mental anti-korupsi serta membangkitkan kembali kepercayaan generasi bangsa terhadap dunia politik khususnya Partai Golkar.

"Korupsi menjadi penyakit kronis yang telah merusak generasi bangsa dan merusak sendi-sendi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Baca juga: LSI: Relasi korupsi dan demokrasi tidak signifikan
Baca juga: Prasetyo: Satgas anti korupsi "manusia setengah dewa"


 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018