Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta kalangan pengekspor ikan hias memanfaatkan instalasi penyeleksi ikan atau raiser agar sebelum diekspor ikan hias diseleksi dulu, sehingga harganya bisa naik berkali-kali lipat.Indonesia bisa jadi raja ekspor ikan hias dunia, asalkan diseleksi dulu, sehingga harganya bisa jauh lebih besar
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Efendi Hardijanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan hingga saat ini volume atau jumlah ekspor ikan hias Indonesia masih yang tertinggi di dunia, namun secara nilai masih kalah dengan Singapura.
"Hal itu karena ikan hias Indonesia yang diekspor belum semuanya masuk seleksi. Seperti ikan hias yang diekspor ke Singapura, ikan yang masuk dipilih dan seleksi baru diekspor lagi dengan harga yang jauh berkali-kali lipat," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak para pengusaha eksportir ikan hias maupun pembudi daya bisa memanfaatkan raiser agar ekspor ikan hias nasional bukan hanya volumenya saja yang besar, tapi nilainya juga lebih besar.
"Indonesia bisa jadi nomer satu atau raja ikan hias dunia, asalkan ikan hias yang akan diekspor bisa diseleksi dulu, jadi harganya jauh bisa lebih besar,"ujarnya .
Jika sudah masuk seleksi, kualitas ikan hias Indonesia sama rata bagus, lalu langkah yang harus ditempuh yakni branding, kalau itu produk Indonesia, sehingga dunia ketika mencari ikan hias langsung datang ke Indonesia.
"Kalau sudah seperti itu, tidak mustahil kita jadi number one eksportir terbesar ikan hias dunia," katanya pada acara puncak Bursa dan Kontes Ikan Hias 2018, di Raiser Cibinong, Bogor, Minggu (14/10).
Rifky menyatakan, hingga saat ini, sumbangan komoditas ekspor ikan hias secara nilai masih dari Arwana sebesar 30 persen dari jumlah ekspor ikan hias nasional.
Menurut data KKP, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2017 sebesar 27,7 juta dolar AS atau naik 12,27 persen dibanding 2016, yang didominasi ikan hias air tawar (74 persen) seperti arwana, botia dan ikan hias air tawar lainnya.
Sedangkan negara tujuan utama ekspor ikan hias air tawar adalah China (31,85 persen), Jepang (12,2 persen), Singapura (8,1 persen) dan AS (6,7 persen).
Sementara negara tujuan utama ikan hias air laut adalah AS (22 persen) dan China (15 persen).
Hingga saat ini, Indonesia memiliki raiser yang ada di Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat, dan subraiser di Blitar dan Yogyakarta.
Baca juga: Indonesia produksi 126.000 ikan hias setahun
Baca juga: Potensi ekspor ikan hias Indonesia Rp600 miliar
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018