Jakarta (ANTARA News) - Helikopter MI-8 menjatuhkan bom air bermuatan disinfektan di wilayah terdampak likuifaksi di Sulawesi Tengah seperti Petobo, Balaroa dan Jono Oge, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.ini merupakan upaya untuk membasmi vektor yang dapat mengancam kesehatan
"Pengeboman dengan heli menjadi langkah efektif karena cakupan wilayah yang luas dan kondisi lapangan yang berpeluang terjadi amblesan," kata dia melalui pesan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurut Sutopo, penyemprotan tersebut merupakan upaya untuk membasmi vektor yang dapat mengancam kesehatan lingkungan seperti lalat, kecoa dan tikus.
Banyak korban meninggal yang diperkirakan masih tertimbun bangunan atau tanah yang mendorong pengeboman dan penyemprotan.
Sutopo mengatakan BNPB mengirimkan helikopter untuk melakukan pengeboman air dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Kementerian Kesehatan dan Kesehatan TNI.
Penanganan wilayah terdampak likuifaksi tidak hanya dengan pengeboman air bermuatan disinfetan, tetapi juga penyemprotan oleh tim darat untuk wilayah yang dapat dijangkau di Petobo dan Balaroa.
"Penyemprotan dilakukan di halaman rumah sakit yang digunakan untuk pengumpulan jenazah hasil evakuasi, seperti Rumah Sakit Undata, Rumah Sakit Madani dan Rumah Sakit Bhayangkara," jelasnya.
Untuk solusi jangka panjang, penimbunan wilayah terdampak likuifaksi harus segera dilakukan, katanya.
Sutopo mengatakan meskipun masa tanggap darurat diperpanjang hingga Jumat (26/10), pencarian korban meninggal telah dihentikan pada Jumat (12/10).
"Meskipun tidak tertutup kemungkinan tim pencarian dan pertolongan akan melakukan evakuasi ketika ada laporan temuan jenazah dari warga," tuturnya.
Baca juga: Kemensos percepat pemulihan anak terdampak gempa NTB
Baca juga: KPPPA: Perempuan dan anak korban bencana rentan pelecehan
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018