Kendari (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berkerja sama dengan Korea Selatan mengembangkan energi terbarukan untuk meningkatkan penggunaan listrik di wilayah Sultra.Kaliandra ini tanaman kayu tetapi bukan pohon, ukurannya agak kecil, setelah di tanam, dua sampai tiga tahun sudah bisa dipanen, hasil panen kemudian diolah menjadi wood pellet.
Kepala Biro kerja Sama dan Komunikasi Publik Setda Sultra, Harmin Ramba di Kendari, Jumat, mengatakan kerja sama itu sudah masuk dalam tahap penandatanganan MoU di Kendari pada pertengahan Agustus antara pemerintah Sultra dengan investor asal Korea Selatan yakni PT Indonesia Natural Core, PT Indonesia Natural Core (INC) serta Hyundai.
"Kerja sama tersebut yakni pihak investor asal Korea Selatan akan membudidayakan tanaman kayu energi biomassa yakni kayu kaliandra (Calliandra calothyrsus) guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri wood pellet (pelet kayu) yang ada di Korea Selatan," katanya.
Wood pellet itu kata Harmin, semacam butiran-butiran yang nantinya menjadi bahan bakar pengganti batu bara terhadap pembangkit listrik tenaga uap.
"Kaliandra ini tanaman kayu tetapi bukan pohon, ukurannya agak kecil, setelah di tanam, dua sampai tiga tahun sudah bisa dipanen, hasil panen kemudian diolah menjadi wood pellet," katanya.
Sebagai tindak lanjut dari MoU yang telah dilakukan kata Harmin, Pemprov Sultra diundang oleh pemerintah Korea Selatan untuk melakukan persentasi pada dua lembaga kementerian yang ada di negara itu termasuk bertemu CEO PT Hyundai," katanya.
"Tim dari Sultra akan berangkat ke Korea Selatan pada 23 Oktober yang terdiri Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Sultra, Kepala Dinas Kehutanan Sultra Rusbandriyo, staf khusus Gubernur Sultra, Muh Faisal. Kami akan presentasi di Kementerian Kehutanan Korea Selatan dan Kementerian yang membidangi ESDM di negara itu," katanya.
Menurut Harmin, Korea Selatan memang sedang mengembangkan energi terbarukan karena ada regulasi di daerah itu bahwa tiga persen dari kebutuhan listrik itu menggunakan energi terbarukan.
"Saat di Korea Selatan, kami akan mengunjungi Pabrik Wood Pellet lebih dekat. Karena pabrik itu juga akan dibangun oleh investor Korea Selatan tersebut di Sultra. Hasilnya akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara di Indonesia, dan sebagian akan digunakan di Korea Selatan," katanya.
Ia mengatakan, kerja sama dengan berbagai pihak tersebut merupakan bagian dari program 100 hari kerja Gubernur Sultra Ali Mazi dan Wagub Sultra Lukman Abunawas, yakni program kelima Sultra produktif," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan Sultra, Rusbandriyo mengatakan lokasi penanaman kayu kaliandra tersebut nantinya berada di Kabupaten Konawe Selatan.
"Kerja sama ini digagas melalui kerja sama izin pada areal hutan sosial antara Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) 24 Gularaya, PT INC Multi Konsultan (IMK), Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK HTR) Koperasi Hutan Jaya Lestari, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kemasyarakatan (IUPHHKm) dan Kementerian Kehutanan," katanya.
Dikatakannya, investasi perusahaan asal Korea Selatan tersebut sebesar Rp1,6 triliun dengan luas lahan 25.000 hektare di Kabupaten Konawe Selatan.*
Baca juga: Koridor satwa Batangtoru diperkaya pepohonan lokal baru
Baca juga: Kaukus Ekonomi Hijau DPR dorong investasi energi terbarukan
Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018